Liputan6.com, Jakarta Bukan hal yang ganjil bila seseorang memilih untuk menutup peristiwa pahit di masa lalu secara rapat-rapat. Namun tidak dengan Lady Gaga.
Dua tahun lalu, pelantun "Bad Romance" ini secara terbuka menceritakan perkosaan yang menimpanya saat berumur 19 tahun. Kini, Lady Gaga menceritakan satu lagi rahasia kelam miliknya. Ia mengakui bahwa dirinya memiliki masalah kejiwaan.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari E! News, Selasa (6/12/2016), dalam sebuah kunjungan di shelter LGBT remaja, Lady Gaga bercerita bahwa ia menderita PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder. Ini adalah masalah kejiwaan di mana seseorang menderita stres secara berkelanjutan, setelah mengalami satu peristiwa traumatis.
"Aku hari ini mengaku pada anak-anak bahwa aku menderita masalah kejiwaan. Aku menderita PTSD. Aku tidak pernah mengatakan hal ini pada siapa pun sebelumnya," ujar wanita 30 tahun tersebut.
Ia mengatakan bahwa masalah ini menderanya setiap hari. "Aku berjuang melawannya setiap hari, dan aku membutuhkan mantraku untuk membuatku merasa tenang," ujar Lady Gaga.
Untungnya, banyak orang yang mendampingi pemilik nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini dalam menghadapi masa-masa berat. "Kebaikan yang ditunjukkan oleh dokterku, juga keluarga dan sahabatku, benar-benar menyelamatkan nyawaku," kata dia.
Meski tak dikatakan oleh Lady Gaga secara langsung, banyak media yang memperkirakan bahwa PTSD ini ada hubungannya dengan peristiwa perkosaan yang menimpa Lady Gaga. Kata perempuan berambut asli cokelat ini, pelakunya adalah lelaki berusia 20 tahun lebih tua darinya. Di kemudian hari, Lady Gaga menumpahkan emosinya atas peristiwa traumatis ini dalam lagu berjudul "Swine".
Sementara itu, dalam sebuah wawancara, Lady Gaga mengaku bahwa ia menemukan satu cara untuk mulai mengobati masa lalunya. "Ternyata, kebaikan adalah cara yang paling baik. Cara menolong seseorang yang mengalami trauma adalah dengan menyuntikkan sebanyak mungkin kalimat-kalimat positif ke dalam pikirannya," kata Lady Gaga.