Liputan6.com, Yogyakarta - Seniman Butet Kertaradjasa menceritakan kesannya terhadap Tamansiswa. Putra dari Bagong Kusudiharjo itu merupakan alumni Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, salah satu sekolah menengah Tamansiswa di Yogyakarta.
Ia mengaku mengenal jalan kebudayaan sebagai salah satu jalan menuju visi kebangsaan saat bersekolah di Taman Dewasa.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau tidak sekolah di sini, mungkin cuma tethek (nongkrong) di Pasar Beringharjo," ujarnya dalam Kongres XXI Persatuan Tamansiswa bertajuk Revitalisasi Tamansiswa Menyukseskan Revolusi Mental, Menghasilkan Generasi Emas Indonesia yang Berpekerti Luhur di Pendopo Tamansiswa, Selasa (6/12/2016).
Di hadapan Gubenur DIY Sultan HB X, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Butet kerap melontarkan guyonan ketika menyampaikan pernyataannya.
Ia mengaku kalau ada Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK selalu mengecek, apakah pelaku merupakan alumni Tamansiswa atau bukan.
"Saya cek tidak ada, dijamin lulusan Tamansiswa tidak ada yang korupsi, karena kesempatannya tidak ada," kelakarnya yang disambut tawa peserta kongres.
Menurutnya, nilai-nilai pendidikan Tamansiswa diperkuat sebagai modal. "Masa kalah dengan Finlandia yang mengadopsi nilai Tamansiswa," tuturnya.
Butet juga mengungkapkan kepintaran tidak berguna kalau hanya untuk memecah belah bangsa. Ia menambahkan apabila nilai Tamansiswa dioplos dengan Muhammadiyah bisa melahirkan masyarakat spiritualis yang bervisi kebangsaan.