Liputan6.com, Bali - Djibril Aoudou harus mengakhiri petualangannya di Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2016. Langkah pesilat asal Inggris ini terhenti di babak perempat final setelah meyerah di tangan pesilat tuan rumah, Indonesia, Eko Febrianto pada pertarungan kelas J di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, Selasa (6/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Rasa kecewa masih tampak jelas di wajah pria berusia 33 tahun itu. Namun dia tetap bersyukur karena bisa tampil di ajang bergengsi itu.
"Ya, sedikit kecewa karena saya harus kalah pada pertandingan ini. Saya sudah berikan yang terbaik," katanya saat ditemui Liputan6.com.
Djibril mengaku sudah dua tahun berlatih pencak silat. Awal perkenalannya dengan olahraga ini juga terbilang unik. "Saya suka setelah lihat film The Raid," kata Djibril.
The Raid merupakan film laga Indonesia yang dibintangi aktor tampan, Iko Uwais. Selain tayang di Indonesia, film produksi PT Merantau Film ini juga tayang di Amerika Serikat dan Toronto pada tahun 2011-12 lalu.
Dalam film ini, Iko Uwais banyak memperagakan adegan-adegan laga yang menghibur. Kebetulan, sebelum menjadi aktor, Iko juga sempat mendalami pencak silat. Gerakan-gerakannya yang lugas juga banyak terinspirasi dari olahraga tersebut.
"Saya suka style-nya. Saya kemudian cari informasinya lewat internet," kata Djibril.
Awalnya, Djibril berlatih di pusat kebuaran. Menurut Djibril, meski bukan olahraga populer, di Inggris sudah banyak yang mengenal seni bela diri ini. Dia kemudian rutin berlatih dan mulai ikut kejuaraan.
Sebelum bertolak ke Indonesia, Djibril sempat menimba ilmu di Thailand. "Saya latihan selama dua pekan di sana sebelum ke Indonesia," kata pria yang bekerja di bidang ketennikan itu.
Setelah tersingkir dari Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2016, Djibril tidak ingin berhenti. Sebaliknya, dia ingin berlatih lebih giat lagi ke depannya. "Target saya, ingin jadi juara dunia."