Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, angkat bicara terkait konflik di Rakhine, Myanmar. Di kawasan tersebut diduga telah terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan aparat keamanan terhadap etnis muslim Rohingya.
Menurut Marty, masalah Rohingya telah menjadi persoalan bagi ASEAN juga. Oleh sebab itu, negara anggotanya harus bergandeng tangan dalam membantu penyelesaiannya.
Advertisement
"Saya kira perlu ditunjukkan bahwa ASEAN adalah suatu komunitas bersama," ucap Marty di Hotel Intercontinental, Selasa, (6/12/2016).
Bantuan serta kepedulian pun, kata Marty, harus dilandaskan pada ketentuan yang ada di ASEAN. Termasuk menghormati piagam ASEAN yang sudah menjadi rujukan bersama negara-negara anggota.
"Berarti kepedulian mengenai perkembangan di masing-masing negara ASEAN tidak perlu ditampilkan sebagai seolah-olah ikut campur tangan perkembangan di negara tersebut karena kita ada dalam suatu komunitas bersama," paparnya.
"Negara-negara tetangga yang memiliki kepedulian terhadap apa yang tejadi di negara tersebut bukan dengan semangat bermusuhan atau semangat untuk menggurui tapi semangat yang ingin membantu upaya penyelesaian," tambah dia.
Insiden berdarah terjadi di Rakhine beberapa waktu lau, kurang lebih 25 orang warga Rohingya tewas. Diduga kuat mereka meninggal karena ditembak tentara Myanmar.
Dalam keterangannya, militer Myanmar melabeli orang-orang tersebut sebagai kelompok militan dari kalangan etnis Rohingya yang berusaha menyerang mereka.
Tak hanya dituduh ingin menyerang tentara, namun media pemerintah menyebutkan bahwa warga Rohingya sengaja membakar rumah mereka sendiri dengan tujuan "menimbulkan kesalahpahaman dan ketegangan" yang dapat berujung pada meluncurnya bantuan internasional.