Iran: Jika AS Melanggar Kesepakatan Nuklir, Kami Akan Bereaksi

Presiden Rouhani menekankan, pihaknya tidak akan membiarkan begitu saja Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Des 2016, 08:08 WIB
Presiden Iran, Hassan Rouhani (Reuters)

Liputan6.com, Teheran - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, tidak akan membiarkan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump merobek kesepakatan nuklir dengan negaranya. Ia pun memperingatkan dampak yang akan muncul jika Washington melanggar janji.

"Trump ingin melakukan banyak hal, namun tidak satu pun dari langkahnya akan memengaruhi kita," ujar Presiden Rouhani seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/12/2016).

"Apakah menurutmu dia bisa merobek JCPOA (kesepakatan nuklir)? Apakah menurutmu, kita dan negara kita akan membiarkan dia melakukannya?," imbuhnya.

Semasa berkampanye, Trump mendamprat Gedung Putih dengan mengatakan ia akan membatalkan perjanjian dengan Iran. Dalam kesepakatan tersebut, Teheran setuju untuk menghentikan program nuklirnya dan sebagai imbalannya, sanksi dicabut.

Trump menyebut kesepakatan itu merupakan yang terburuk yang pernah dinegosiasikan.

Para analis mengatakan bahwa pernyataan Trump dapat memanaskan kembali hubungan kedua negara. Yang pada akhirnya akan memicu tumbuhnya kelompok esktremis dalam peta politik Iran, kelompok garis keras bisa jadi berasal dari rival Rouhani.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa setiap perubahan pada kesepakatan nuklir pasca-komentar Trump akan disikapi sebagai pelanggaran perjanjian tersebut.

Kongres AS pada bulan lalu dilaporkan telah meloloskan undang-undang untuk memperpanjang sanksi Iran (ISA) selama 10 tahun ke depan. Ini dilakukan untuk mempermudah Washington menerapkan kembali sanksi jika Teheran melangkah ke "luar jalur."

Produk hukum tersebut masih membutuhkan tanda tangan Presiden Barack Obama untuk disahkan. Hal ini pun mendatangkan reaksi keras dari Iran.

"Tidak ada keraguan bahwa AS adalah musuh kita. Jika Obama menandatangani ISA, namun mengabaikan hak untuk menghentikan pelaksanaannya, maka itu pelanggaran perjanjian nuklir dan kami akan bereaksi," tegas Rouhani yang dilaporkan akan ikut kembali dalam pilpres pada 2017.

Lebih lanjut, Rouhani menjelaskan bahwa ia akan bertemu dengan komite ahli demi memutuskan reaksi seperti apa yang akan diberikan Iran kepada AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya