Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sebanyak 14 bangunan roboh akibat gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu pagi.
"Bangunan tersebut 10 ruko roboh dan empat rumah roboh, beberapa tiang listrik roboh di Pidie Jaya, satu orang terluka," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dilansir Antara, Rabu (7/12/2016).
Advertisement
Sutopo menegaskan Posko BNPB telah mengonfirmasi ke BPBD, gempa tersebut tidak memicu tsunami. Namun, gempa Aceh sangat kuat dirasakan selama 15 detik di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.
"Ada beberapa bangunan di Ulle Glee, Kabupaten Pidie roboh. Sedangkan di Kabupaten Bireuen terdapat masjid yang rusak akibat gempa," kata dia.
Menurut Sutopo, pusat gempa Aceh kali ini dangkal dan sumber gempa berasal dari sesar aktif Samalanga-Sipopok Fault, yang menjadi pembangkit gempa. Jalur sesar gempa mengarah barat daya-timur laut.
Sutopo mengatakan BNPB terus mengkaji dan berkoordinasi dengan BPBD. Tim Reaksi Cepat BPBD sudah berada di lokasi, untuk mendata dan memberikan bantuan kepada masyarakat.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Sutopo, gempa ini terjadi pada pukul 05.03 WIB. Pusat gempa terletak di 5,25 LU dan 96,24 BT. Tepatnya gempa di darat dengan jarak 106 kilometer arah tenggara kota Banda Aceh dengan kedalaman 15 kilometer.
Hasil analisis peta tingkat guncangan dari BMKG, kata Sutopo, menunjukkan dampak gempa berupa guncangan kuat di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng dan Pohroh. Gempa Aceh ini pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI) atau sangat kuat dirasakan warga.
Sutopo menambahkan, seluruh wilayah terdampak Aceh tersebut berpotensi mengalami dampak gempa bumi, berupa kerusakan ringan seperti retak dinding dan atap rumah bergeser.