Ahok: Setiap Orang Bisa Khilaf, yang Penting Mau Berubah

Ahok mengaku disarankan temannya untuk menggunakan nama Basuki bukan Ahok.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Des 2016, 11:30 WIB
Alasan Kejagung memutuskan Ahok tidak perlu ditahan. (Foto: bintang.com/Nurwahyunan)

Liputan6.com, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan, ia tengah berusaha mengubah gaya bicara dan pemilihan kata dalam berbicara. Ahok menyebut usahanya itu dengan Ahok versi baru.

"Sekarang pilih kata. Kan Ahok versi baru, habis orang suka melintir kalimat saya. Substansi enggak disebut yang ada kasar saja," ujar Ahok di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016).

Ahok mengaku disarankan temannya untuk menggunakan nama Basuki bukan Ahok. Sebab, Basuki nama Jawa, dengan begitu Ahok sapat berbicara lembut seperti orang Jawa.

"Ada yang bilang bapak jangan dipanggil Ahok lagi. Karena Ahok banyak negatifnya. Belajar jadi agak Jawa sedikit. Mungkin bapak saya kasih nama Basuki biar jadi orang Jawa," ujar Ahok kemudian tertawa.

Namun, Ahok menolak saran tersebut. Sebab, dia tak percaya mistis. "Saya enggak percaya sama mistis-mistis begitu. Mau nama apa aja enggak masalah," ujar dia.

Menurut Ahok, hal terpenting yang harus diubah dan dilakukannya saat ini adalah berubah menjadi lebih baik dan menerima saran orang lain.

"Karena setiap orang bisa khilaf, yang penting mau berubah," kata Ahok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya