RI Akan Bangun Fasilitas Kesehatan di 'Kampung Halaman' Rohingya

Menteri Luar Negeri dalam pertemuan dengan Aung San Suu Kyi memastikan akan membangun fasilitas kesehatan di daerah Rohingya di Rakhine.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Des 2016, 14:42 WIB
Pertikaian antar etnis dan militer di wilayah Rakhine terus berlanjut (liputan6.com/deisy)

Liputan6.com, Naypyidaw - Kepedulian Indonesia dalam penyelesaian krisis di Rakhine, Myanmar diwujudkan dalam aksi nyata. Tidak hanya memberi bantuan, pemerintah rencananya akan membangun fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.

Keterangan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri usai bertemu State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi. Pertemuan yang dilakukan di Naypyidaw ini ditujukan untuk menyampaikan keprihatinan RI terkait kondisi di Rakhine.

Dalam keterangan persnya Menlu mengatakan, sudah jadi komitmen Indonesia untuk membantu Myanmar, melalui pembangunan sarana kesehatan dan pendidikan.

"Indonesia berencana untuk membantu pembangunan rumah fasilitas kesehatan diaatas lahan seluas sekitar 4.000 meter persegi di Rakhine," ucap Menlu Retno, Rabu (7/12/2016).

Bantuan pembangunan sarana dan infrastruktur pernah dilakukan RI kala membangun enam sekolah di Rakhine. Saat ini pembangunan tersebut telah selesai dilakukan.

Menlu diketahui melakukan lawatan kurang dari 24 jam untuk bertemua Aung San Suu Kyi.

Kesempatan tersebut digunakan secara khusus untuk berbicara situasi di Rakhine. Di tempat tersebut diduga telah terjadi pelanggaran HAM oleh aparat keamanan terhadap etnis minoritas Rohingya.

"Saya kembali menyampaikan keprihatinan Indonesia kepada State Counsellor Aung San Suu Kyi terhadap situasi di Rakhine State," sebut Retno.

Kepada Suu Kyi, Retno menegaskan, pentingnya keamanan dan stabilitas segera dicapai bagi upaya untuk meneruskan pembangunan yang inklusif di Rakhine State.

Ia menambahkan, yang juga penting Pemerintah Myanmar harus menjaga dan menghormati penegakan Hak Asasi Manusia di Rakhine. Termasuk di antaranya perlindungan HAM terhadap etnis Muslim Rohingya.

“Masalah inklusifitas, di mana semua masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama, menjadi kunci dari penyelesaian situasi di Rakhine," sambung dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya