Liputan6.com, Bandung - Kurnia Sandy menjadi salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Berkat kemampuannya sang pemain memberikan kontribusi yang besar untuk Timnas Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, bersama Kurniawan Dwi Yulianto dan beberapa koleganya, Kurnia Sandy sempat mencicipi bermain di Sampdoria di bawah asuhan Sven-Goran Eriksson.
Kini pria berusia 41 tahun tersebut menjadi pelatih kiper tim asal Malaysia, T-Team (Terengganu FC 2) mengikuti jejak Rahmad Darmawan yang menjadi pelatih kepala.
Kurnia mengatakan, dirinya selalu memperhatikan perkembangan sepak bola Indonesia terutama Tim Nasional. Menurut dia apa yang ditunjukan Boaz Sollosa dan kawan-kawan mematahkan prediksi beberapa pihak dan berpeluang mengalahkan Vietnam di babak semifinal yang akan memasuki leg kedua, Rabu (7/12) di ajang Piala AFF 2016.
"Dari penyisihan ada progres. Peluangnya cukup besar 50:50. Kalau main di sana, yang penting jangan kebobolan," kata Kurnia.
"Tapi Vietnam pasti akan berusaha lebih keras karena sekarang main di kandang mereka. Kita jangan jangan ceroboh. Vietnam pasti lebih semangat apalagi mereka harus memenangkan pertandingan," kata dia.
Namun masih ada beberapa hal yang harus dibenahi tim asuhan Alfred Riedl tersebut yaitu komunikasi terutama lini pertahanan dan kiper.
Performa Meiga
Disinggung soal kiper Timnas, Kurnia menjelaskan Kurnia Meiga, Andritanty Ardhiyasa dan Teja Paku Alam memiliki kualitas yang sama.
"Saya pikir semua kiper yang ada sekarang semua layak untuk jadi penjaga gawang utama, tapi yang jadi penilaian siapa yang siap untuk menghadapi pertandingan."
"Kalau soal Kurnia jangan lihat pertandingan sebelumnya. Oke dari persiapan kebobolan beberapa gol, dia juga baru habis cedera dan koordinasi komunikasi belum solid. Tapi beberapa laga selanjutnya cukup bagus. Tapi pengalaman dia dibanding kiper lain untuk level internasional lebih banyak, sudah beberapa kali ikut," ucap Kurnia.
Advertisement