Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banyaknya korban jiwa akibat gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, disebabkan tertimpa bangunan. Mereka pun tidak sempat menyelamatkan diri karena saat itu masih tidur.
"Korban meninggal bukan karena gempa, tapi karena tertimpa bangunan," tutur Kepala Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur, Rabu (7/12/2016).
Advertisement
"Pertama kejadian pagi hari masih gelap, kemungkinan masih tidur. Kemudian goncangan sangat keras. Bangunan langsung roboh, sehingga masyarakat tidak sempat lakukan evakuasi," ujar Sutopo.
Gempa yang mengguncang Serambi Mekah itu sendiri diakibatkan patahan sesar Samalanga Sipopok yang arahnya dari barat daya ke timur laut. Patahan ini memang sangat aktif.
"Dengan mekanisme gempa mendatar di kedalaman 15 km, maka memberikan dampak besar. Dengan guncangan di Pidie Jaya yang kondisi keras tadi, maka bangunan yang tidak didesain tahan gempa akan roboh," kata dia.
Hingga saat ini, korban meninggal dunia akibat gempa Aceh mencapai 52 orang. Korban tersebut mencakup anak-anak, orang dewasa, dan lansia.
"Sampai dengan pukul 13.10 WIB, total korban jiwa 52 orang, 73 luka berat, dan 200 luka ringan," Sutopo memungkasi.