7 Ahli Bangunan Roboh Asal Yogya Bantu Korban Gempa Aceh

Pengiriman ahli bangunan roboh itu sekaligus cara Yogya berterima kasih atas bantuan Aceh saat Gempa Yogya pada 2006 lalu.

oleh Yanuar H diperbarui 07 Des 2016, 18:27 WIB
Pengiriman ahli bangunan roboh itu sekaligus cara Yogya berterima kasih atas bantuan Aceh saat Gempa Yogya pada 2006 lalu. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - BPBD DIY mengirimkan tujuh personel Tim Reaksi Cepat (TRC) ke Pidie Aceh untuk membantu korban Gempa Aceh 6,5 SR. Ketujuh personel memiliki kemampuan untuk penanganan bangunan roboh.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY Danang Samsurizal mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan pihak BNPB dan BPBD Aceh sebelum memutuskan berangkat. Dalam koordinasi tersebut diputuskan operasi krisis atau respons darurat akan berjalan selama 3 hari ke depan. Tim reaksi cepat kemudian diberangkatkan dengan membawa peralatan khusus.

"Yang jelas, tim urban SAR dengan peralatannya berangkat lima orang, sisanya assessment. Jadi, ada satu yang membuka komunikasi di lokasi, apa saja yang bisa dibantu. Ini tugas kemanuasiaan ada tujuh orang," ujar Danang di kantornya, Rabu (7/12/2016).

Danang mengatakan belum mengetahui secara pasti jumlah korban yang terjebak dalam bangunan. Namun, ia memastikan proses penyelamatan korban dilaksanakan secara khusus karena kondisi mereka yang terjebak sangat rentan.

"Jangan sampai kita bantu orang malah bahayakan petugasnya. Tim yang diberangkatkan ini sudah terstandarisasi. Lalu, alatnya yang digunakan macam-macam, ada dongkrak hidrolik, bor dan pemotong baja. Kita bawa pemotong beton juga," ujar Danang.

Danang melanjutkan tim TRC BPBD DIY ikut ambil bagian dari operasi krisis ini karena Yogya sudah memiliki Tim Urban SAR. Tim ini juga mendapatkan pelatihan sebelummya.

Walaupun alat tidak seluruhnya lengkap, BPBD DIY merupakan yang pertama dalam operasi urban SAR dan alatnya. Tim ini juga memiliki pengetahuan cara menyelamatkan korban dengan aman serta terampil memetakan kendala yang dihadapi, seperti sulitnya mencari korban yang terjebak.

"Setelah masuk operasi rescue juga berisiko karena bangunannya berbahaya sehingga dia memahami bahaya yang akan dihadapi. Sehingga, dia menolong tapi juga selamat. Teman-teman tahu di sana, tahu bagaimana menolongnya, misal dikasih penyangga, dan sebagainya," ujar dia.

Selama dua tiga hari ke depan, tim tersebut juga akan memberitahukan informasi terkini sehingga akan memetakan bantuan apa saja yang dibutuhkan. Mereka bertindak sebagai pembuka jalan bagi tim pendukung.

"Apa yang dibutuhkan, misal butuh medisnya, maka diperlukan tim medis, bukan yang lainnya atau butuh tenda, dll. Masyarakat Aceh sangat membantu Yogya waktu gempa 2006. Ini saatnya kita bantu Aceh," ujar dia.

Danang mengatakan tim Yogya akan bekerja dalam kerangka Joint Operation. Durasi tim bekerja selama bencana gempa Aceh bisa diperpanjang lebih dari tiga hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya