Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, I Gusti Putu Artha, mengatakan pihaknya memiliki kekhawatiran terbesar saat menghadapi pemungutan suara di Pilkada DKI Jakarta.
Menurut Putu Artha, yang perlu dikhawatirkan bukanlah status kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Ahok, melainkan masih tercecernya pemilih Ahok.
Advertisement
Tercecernya pemilih Ahok, kata Putu, terdiri dari 3 faktor. Pertama, masih ada pemilih ganda yang berpotensi mengurangi suara Ahok-Djarot.
"Worry kita sekarang ini, sejumlah pemilih Ahok masih tercecer karena proses pemutakhiran oleh KPU mereka tidak ter-input. Banyak ditemukan 16 ribu pemilih ganda," ujar Putu di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016).
Kekhawatiran kedua, lanjut dia, para pendukung tidak mengecek apakah dirinya sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum.
"Mereka tidak mengecek secara administratif, tidak terdaftar tidak tahu," ucap Putu.
Sedangkan kekhawatiran terakhir adalah banyak pendukung yang belum memiliki e-KTP. "Tidak punya e-KTP, jadi enggak bisa milih. Nah kalau lapor, kami bisa bantu urus kartu domisili," kata Putu.
Karena itu, Putu meminta pendukung yang hadir di Rumah Lembang untuk menjadi duta penyambung lidah Ahok. Para pendukung yang hadir diminta mengajak tetangganya mengecek apakah sudah terdaftar di daftar pemilih tetap.
"Ini langkah proaktif agar tidak ada pemilih Ahok tercecer. Penyambung lidah Ahok terutama di kalangan grass root," tandas Putu.