Menlu Retno: BDF Jadi Rujukan Dunia dalam Forum Demokrasi

Bali Democracy Forum merupakan forum diskusi mengenai demokrasi, di mana Indonesia telah menjadi tuan rumah selama sembilan tahun.

oleh Citra Dewi diperbarui 08 Des 2016, 12:50 WIB
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat memberikan pernyataan kepada awak media (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Nusa Dua - Selama sembilan tahun berturut-turut, Indonesia telah menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum (BDF). Kali ini, forum diskusi tingkat menteri luar negeri tersebut mengusung tema Religion, Democracy, and Pluralism.

Dalam pernyataan kepada awak media yang disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menjelaskan pertimbangan tentang diusungnya tema tersebut.

"Tema tersebut diambil dengan pertimbangan karena semakin banyak tantangan yang dihadapi demokrasi dalam mengelola perbedaan, termasuk perbedaan etnis, agama, dan perbedaan-perbedaan lainnya," ujar Menlu Retno pada Kamis (8/12/2016) di Bali International Convention Center.

Menlu Retno mengatakan, BDF kali ini sangat istimewa karena dihadiri oleh beberapa tokoh penting, yakni mantan Sekjen PBB yang sekarang menjadi ketua dari Kofi Annan Foundation, Kofi Annan, pemenang Nobel Perdamaian tahun 2015 Ouided Bouchamaoui dari Tunisia, dan mantan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan.

Berdasarkan keterangan yang disampaikannya, terdapat peningkatan partisipan yang hadir, yakni 95 negara dan enam organisasi internasional--sebelumnya 94 negara dan lima organisasi internasional.

BDF IX juga dibuka dengan dua video message dari Sekjen PBN Ban Ki Moon dan presiden dari Majelis Umum PBB Peter Thompson. Menurut Menlu Retno, hal tersebut merupakan satu refleksi dari perhatian dan apresiasi dunia terhadap forum demokrasi yang dilakukan Indonesia secara konsisten dan konstan.

"Bali Democracy Forum telah menjadi rujukan dunia saat mereka berbicara mengenai forum yang membahas mengenai demokrasi dengan situasi atau suasana yang nyaman, di mana semua orang dapat menyampaikan pengalamannya dalam berdemokrasi," ujar Menlu Retno.

Dalam kesempatan itu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda tersebut juga menyampaikan mengenai rencana pengembangan jaringan dan nilai mengenai masalah demokrasi, yakni dengan membuat chapter-chapter BDF di sejumlah wilayah di dunia. Menurut dia, hal tersebut membuat isu yang dibahas akan relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh wilayah tersebut.

Sebelumnya, BDF digelar pada 6-7 Desember dan juga telah diadakan Bali Civil Society and Media Forum. Kegiatan berbentuk seminar itu mengusung tema Islam, Democracy, and The Challenges of Pluralism and Security.

Berdasarkan keterangan Menlu Retno, kegiatan tersebut dihadiri 100 peserta dari 14 negara berasal dari media, tokoh agama, LSM, dan perwakilan pemerintah.

Terdapat tiga hal yang dibahas dalam forum tersebut. Pertama tantangan mengenai pluralisme dan keamanan; Kedua membahas peran negara, media, dan LSM, dalam menjaga kemajemukan agar tetap harmonis; Ketiga berbagi pengalaman masing-masing dalam pengelolaan Islam, demokrasi, dan modernitas.

"Acara tersebut ditujukan untuk melibatkan civil society dan media dalam upaya penguatan demokrasi," kata Menlu Retno.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya