Mantan Pelatih Vietnam: Timnas Indonesia Sangat Aneh

Timnas Indonesia lolos ke final berkat keunggulan agregat 4-3.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 08 Des 2016, 13:40 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Stefano Lilipaly (kedua kanan) bersama rekan setimnya berpelukan setelah memastikan tiket final Piala AFF 2016 usai menahan imbang 2-2 Vietnam pada leg kedua semifinal di Stadion Nasional My Dinh, Rabu (7/12). (HOANG DINH NAM/AFP)

Liputan6.com, Hanoi - Sukses timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016 memang sedikit berbau keberuntungan. Itu karena Vietnam tampil lebih dominan sepanjang laga leg kedua semifinal di My Dinh National Stadium, Hanoi, Rabu (7/12/2016).

Sepanjang laga hingga 120 menit itu, Vietnam mendominasi 74 persen penguasaan bola. Mereka juga melepaskan 28 tembakan percobaan. Bahkan, tujuh di antaranya mengarah langsung ke gawang Kurnia Meiga.

Anak asuh Nguyen Huu Thang itu tetap tampil dominan dalam kondisi tertinggal 0-1 dan kalah jumlah pemain dari timnas Indonesia. Kiper Tran Nguyen Manh diganjar kartu merah usai protes keras kepada wasit Fu Ming. Ironisnya, saat itu Vietnam sudah menghabiskan jatah tiga pergantian pemain.

Alhasil, Huu Thang meminta bek Que Ngoc Hai jadi kiper dadakan. Dalam kondisi itu, Vietnam mampu mencetak gol balasan yang memaksa perpanjangan waktu. Tapi, akhirnya mereka tetap tersingkir akibat gol penalti Manahati Lestusen di menit ke-97.

Bek timnas Indonesia Manahati Lestusen berekasi usai menjebol gawang Vietnam melalui titik penalti pada leg kedua semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Rabu (7/12). (HOANG DINH NAM/AFP)


"Saya tak memahami bagaimana instruksi Alfred Riedl (pelatih Indonesia). Saya juga tak tahu bagaimana ia mengarahkan para pemainnya yang seperti kehilangan jiwa. Mungkin Indonesia yang telah kita lihat adalah salah satu tim langka di dunia," kata Nguyen Thanh Vinh, mantan pelatih Vietnam, seperti dikutip Dantri.


Kalah Menyakitkan

Kalah dengan cara seperti itu jelas sangat menyakitkan bagi Vietnam. Padahal, mereka berharap bisa mengulang era kesuksesan kala menjuarai Piala AFF 2008. Sejak itu, mereka malah tak pernah lagi melaju hingga final.

"Selama saya mendedikasikan hidup di sepak bola, ini mungkin menjadi salah satu permainan paling aneh yang pernah saya tonton. Satu tim kehilangan satu pemain, memasang bek sebagai kiper, dan mencetak dua gol beruntun. Namun, itu adalah soal mental, juga tentang cara bermain. Saya pikir Vietnam tak perlu kehilangan pemain jika lebih waspada," tutur Thanh Vinh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya