Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) siapkan Tim Search and Rescue (SAR) gabungan untuk terus mencari korban yang masih tertimpa reruntuhan bangunan pasca gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter, yang mengguncang Pidie, Aceh pada Rabu kemarin.
"Untuk mempercepat proses pencarian, kami telah terjunkan tim ahli dan tujuh unit ekskavator stay alat berat," ujar Kepala Pusat data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Advertisement
Selain itu, kata Sutopo, BNPB juga telah mengerahkan alat life detector untuk mendeteksi adanya korban yang masih hidup di reruntuhan bangunan.
"Sepertinya banyak korban yang masih tertimbun sehingga alat berat kami tambah, dan kami juga gunakan life detector guna percepat pencarian," ujar Sutopo.
Sutopo mengatakan, life detector itu mendeteksi sinyal handphone korban yang tertimpa bangunan hingga kedalaman 100 m persegi.
"Life detector juga bekerja menggunakan sistem infra merah (infrared) untuk mendeteksi suhu panas guna menemukan korban yang tertimpa reruntuhan," ujar dia.
Sutopo menambahkan, suhu panas atau temperatur dari tubuh korban akan terdeteksi mesin life detector.
"Ya jadi ada beberapa life detector yang cara deteksinya gunakan sinyal, ada juga yang gunakan temperatur dan lainnya," kata dia.
Operasi SAR, kata Sutopo, akan dirutinkan selama tujuh hari pasca bencana sesuai dengan perhitungan manusia bertahan hidup tanpa amunisi.
"Ini diperkirakan ketahanan tubuh manusia dapat bertahan hidup tanpa makan dan tanpa minum selama tujuh hari," ucap Sutopo.
Terakhir dia memastikan, Tim SAR gabungan sejak Kamis pagi masih mencari korban yang diperkirakan terjebak di reruntuhan bangunan akibat gempa Aceh.
"Masih terus ini, alat berat juga ditambah," tutup Sutopo. (Cynthia Lova)