Liputan6.com, Jakarta - BNPB terus mengkoordinir potensi nasional untuk membantu penanganan darurat pasca gempa Aceh 6,5 SR, Rabu 7 Desember.
Kepala BNPB Willem Rampangilei menyatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sampai saat ini pencarian dan penyelamatan korban terus dilakukan. Willem menambahkan, pencarian dilakukan tiga tim SAR dengan fokus ruko Merdu, Bandar Dua, dan mobile.
Advertisement
"Prioritas tanggap darurat sesuai arahan Presiden adalah pencarian dan penyelamatan korban. Upaya ini dipimpin oleh Basarnas dengan dukungan TNI, Polri, BPBD dan relawan." ujar Willem dalam keterangan terulis, Kamis 8 Desember 2016.
Untuk mempercepat penanganan darurat, BNPB pada Kamis kemarin mengirimkan bantuan logistik dan peralatan ke Pidie Jaya dengan menggunakan pesawat Hercules TNI-AU dan pesawat cargo dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Bandara Blang Bintang.
Bantuan senilai Rp 3,5 miliar berupa tenda pengungsi 20 peti, genset 2.800 watt 30 unit, velbed 100 unit, tenda gulung 1.000 unit, lauk-pauk, tikar, peralatan dapur, selimut dan lainnya.
Pada Jumat ini akan diterbangkan kembali bantuan logistik dan peralatan ke Aceh.
Willem mengatakan, aktivasi posko telah dimulai. Posko dipimpin Wakil Bupati Pidie Jaya. Pendataan juga terus dilakukan oleh tim gabungan. Total jumlah pengungsi 11.142 jiwa. Mereka tersebar di rumah-rumah saudara atau kerabatnya dan di 28 titik pos pengungsian.
Data sementara terdapat 10.534 unit rumah rusak, di mana 2.015 rumah rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 8.434 rumah rusak ringan. 105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat, dan 55 masjid rusak berat. Beberapa bangunan seperti kantor pemerintah, sekolah, musala dan lainnya terdapat kerusakan.
Untuk bantuan korban gempa Aceh, Kementerian Sosial akan memberikan santunan kepada korban meninggal Rp 15 juta perorang dan luka berat maksimal Rp 5 juta perorang. Korban luka dirujuk di beberapa rumah sakit di Banda Aceh, Sigli, Bireuen, maupun rumah sakit lapangan.