Liputan6.com, New York - Ada beberapa peristiwa yang dialami tak dapat dihindari. Meski transportasi yang dipakai sudah mendapat perawatan yang tepat, namun tetap saja namanya kecelakaan tak dapat dihindari karena merupakan sebuah takdir.
Beberapa negara mungkin memiliki angka kecelakaan yang tinggi, sedangkan beberapa negara lainnya mungkin memiliki angka kecelakaan lebih sedikit.
Baca Juga
Advertisement
Dikatakan bahwa hampir setiap hari, terjadi ribuan kecelakaan di dunia yang memakan banyak korban dan juga menyebabkan banyak kerusakan sehingga tentunya menyebabkan kerugian yang besar.
Lalu, apa saja kecelakaan yang mengalami kerugian besar? Melansir laman Mostluxuriouslist.com, Rabu (14/12/2016), berikut sepuluh kecelakaan termahal sepanjang sejarah:
10. Tenggelamnya Kapal Titanic
Tenggelamnya Kapal Titanic adalah salah satu kecelakaan terkenal di dunia. Kejadian ini juga sempat diangkat menjadi sebuah film. Kapal mewah ini tenggelam di Maiden Voyage. Ketika itu, kapal ini berangkat dari Southampton pada 15 April 1912.
Hanya kecelakaan Titanic yang merenggut nyawa hampir 1.500 jiwa. Kecelakaan ini juga termasuk salah satu kecelakaan terbesar dalam sejarah. Biaya pembuatan kapal paling modern dan mewah ini berkisar US$ 7 juta atau setara dengan Rp 93,27 miliar (kurs US$ 1 = Rp 13.325), namun biaya kerugian kecelakaan diperkirakan sebesar US$ 150 juta atau setara dengan Rp 1,99 triliun.
9. Meledaknya Truk Tangki di Wiehltal Bridge
Sebuah truk tangki besar yang membawa hampir 32 ribu liter bahan bakar telah mengalami kecelakaan dengan sebuah mobil di Wiehtal Bridge, Jerman pada 2004. Tidak hanya bertabrakan, namun truk tersebut juga terjatuh sejauh 90 kaki dari jembatan dan meledak. Hal itu juga yang menjadi penyebab sebagian jembatan hancur.
Biaya perbaikan sementara untuk jembatan hampir US$ 40 juta atau setara dengan Rp 533 miliar, sementara biaya penggantian seluruh jembatan ini diperkirakan US$ 318 juta atau setara dengan Rp 4,23 triliun. Kecelakaan ini termasuk kecelakaan paling mahal di sepanjang sejarah Jerman.
Tabrakan Kereta Chatsworth
8. Tabrakan Kereta Chatsworth
Kereta terbaik Chatsworth telah mengalami kecelakaan dengan kereta Metrolink pada tahun 2008 di California. Kecelakaan ini merenggut 25 nyawa dan disebut sebagai kecelakaan kereta paling buruk dan tragis dalam sejarah California.
Kecelakaan disebabkan oleh kesalahan dari kereta Metrolink yang mengabaikan sinyal merah. Total kerugian kecelakaan adalah hampir US$ 500 juta atau setara dengan Rp 6,66 triliun.
7. Meledaknya Pesawat Bomber B-2
Pesawat Bomber B-2 meledak di landasan pacu di Guam pada tahun 2008. Semua petugas peneliti menyelidiki kecelakaan ini. Penyebab kecelakaan ini karena kesalahan dalam sistem kontrol data komputer sehingga membuat pesawat tiba-tiba tergelincir.
Namun ajaibnya, pilot berhasil bertahan dari kecelakaan ini. Total kerugian kecelakaan ini hampir US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 18,65 triliun dan menjadi kecelakaan terparah sepanjang sejarah di bidang penerbangan.
Advertisement
Tumpahan Minyak Kapal Exxon Valdez
6. Tumpahan Minyak Kapal Exxon Valdez
Tumpahan minyak Kapal Exxon Valdez terjadi di Alaska pada tahun 1989. Ketika itu, kapal tersebut membawa hampir 11 juta galon minyak. Semua minyak tersebut tumpah dan mencemari seluruh air yang tersebar di Teluk Alaska.
Hal ini disebut sebagai kecelakaan terburuk yang menyebabkan kerusakan besar terhadap lingkungan. Total biaya untuk membersihkan seluruh air ini hampir US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 33,31 triliun.
5. Terbakarnya Kilang Minyak Piper Alpha
Kilang Minyak Piper Alpha adalah kilang terbesar yang memproduksi hampir 317 ribu barel minyak dalam sehari dan merupakan produsen terbesar minyak di dunia.
Para pekerja di sini mempunyai kewajiban untuk membersihkan semua materi dan memeriksa langkah-langkah keamanan untuk menghindari segala bentuk kecelakaan.
Namun pada saat itu, ada pekerja yang lupa untuk mengerjakan hal tersebut sehingga membuat kecelakaan besar selama 2 jam dan merenggut 167 nyawa pekerja. Total kerugian kebakaran diperkirakan hampir US$ 3,4 miliar atau setara dengan Rp 45,3 triliun.
Meledaknya Pesawat Ulang Alik Challenger
4. Meledaknya Pesawat Ulang Alik Challenger
Kecelakaan ini termasuk yang terbesar pada tahun 1986. Saat itu, padahal pesawat ulang Alik Challenger baru lepas landas 73 detik, namun justru meledak sehingga menyebabkan 7 pekerja tewas.
Ledakan disebabkan oleh tekanan udara yang keluar dari tangki eksternal. Total biaya untuk mengganti ulang alik sebesar US$ 2 juta atau setara dengan Rp 26,65 miliar, ditambah US$ 450 juta atau setara dengan Rp 5,99 triliun untuk mengganti peralatan.
3. Tumpahan Kapal Minyak Prestige
Tumpahan ini terjadi di Pantai Galicia pada tahun 2002. Saat itu, kapal minyak Prestige membawa 77 ribu ton bahan bakar. Perkiraan biaya pembersihan pantai sebesar US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 159,9 triliun karena disebabkan oleh teluk yang sangat besar. Tanker ini datang dari Spanyol dan menyebabkan kerugian besar di bidang minyak.
Advertisement
Meledaknya Pesawat Ulang Alik Columbia
2. Meledaknya Pesawat Ulang Alik Columbia
Pesawat ulang Alik Columbia adalah pesawat luar angkasa NASA yang pertama meledak pada tahun 2003. Ledakan ini terjadi karena satu lubang di bagian sayap.
Padahal, saat itu pesawat ini merupakan yang termaju (dibuat dengan teknologi modern) dan termahal yang dibuat oleh NASA. Menurut American Institute of Aeronautics, total biaya kerugian diperkirakan menjadi US$ 13 miliar atau setara dengan Rp 173,22 triliun.
1. Radiasi Pembangkit Nuklir di Chernobyl
Pada 1986, kecelakaan termahal dalam sejarah dunia terjadi di negara Ukraina, tepatnya di Chernobyl. Kecelakaan ini terjadi karena bocornya nuklir dari pembangkitnya. Hal tersebut disebabkan oleh pekerja yang melanggar prosedur dan mengabaikan semua langkah-langkah keamanan.
Hal ini menyebabkan hampir 200 ribu orang tewas dan 1,7 juta orang terkena dampak itu. Total biaya kerugian dari pembangkit nuklirnya adalah US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 26,65 triliun, sementara total seluruh kerugian adalah sebesar US$ 200 miliar atau setara dengan Rp 2.665 triliun. (Fitriana Monica Sari)