Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengincar bantuan atau grant dari pemerintah Jepang untuk memanfaatkan proyek deep sea water di Morotai, Maluku Utara. Indonesia bersaing ketat dengan negara lain untuk bisa memenangkan bantuan tanpa syarat itu dari pemerintah Negeri Sakura.
"Kita semalam sudah makan malam dengan Duta Besar Jepang. Jadi pemerintah Jepang menawarkan grant deep sea water. Belum tentu dapat, tapi kemungkinan besar," ujar Susi saat berbincang dengan wartawan di rumah dinasnya, Jakarta, Jumat (9/12/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brahmantya Satyamurti Poerwadi menambahkan, Jepang ingin membantu industri perikanan maupun sarana dan prasarana di Indonesia.
"Nah momennya setiap tahun pemerintah Jepang memberikan grant prestisius untuk pengembangan energi baru dan terbarukan, deep sea water yang dapat menghasilkan listrik. Ini proyek prestisius juga," tutur Bramantya.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, kata Brahmantya, untuk mendapatkan bantuan prestisius dari Jepang ini tidak mudah. Lanjutnya, Indonesia harus bersaing dengan negara lain lewat proses seleksi yang ketat.
"Makanya saya sebagai tim yang ditugaskan mengawal, akan mengawal. Karena bukan kita saja yang mau grant ini, tapi negara di dunia," dia menerangkan.
Jika berhasil memperoleh bantuan tersebut, sambungnya, Jepang akan mengawali pengembangan deep sea watar di Morotai. Hanya saja dia belum mau berkomentar lebih banyak mengenai kemungkinan mendapatkan bantuan tersebut termasuk jumlahnya.
"Nanti kalau sudah ada hasilnya pasti saya akan update lagi. Yang pasti kita berdoa semoga dapat," ujar dia.
Brahmantya mengatakan, deep sea water menggunakan air dingin dari dalam untuk didorong ke atas dan kemudian menjadi listrik. Air dingin yang berada di atas sangat bagus untuk budidaya ikan tuna.
"Jadi ini proyek prestisius juga, karena Morotai sudah diakui bisa mendapatkan ikan tuna dengan banyak. Karena deep sea water ini akan menghasilkan listrik 1 Megawatt yang bisa melistriki pulau-pulau terluar di sekitar Morotai. Tapi ini di luar proyek 35 ribu Megawatt (Mw) ya," jelas Brahmantya.
Dia menerangkan, Dubes Jepang untuk Indonesia akan kembali ke Jepang pada 20 Desember ini. Di samping untuk liburan akhir tahun, mereka juga akan mengagendakan business matching dengan para investor untuk ke Indonesia.
"Nanti di awal tahun depan, ada business matching mempertemukan pengusaha terbaik Jepang dengan Indonesia. Jadi sekarang ini baru pendekatan pemerintah dengan pemerintah. Karena Jepang adalah pasar ikan terbesar, kita ingin menyerap teknologinya," ujar Brahmantya.