Liputan6.com, Pidie - Korban luka berat gempa Aceh berkekuatan 6,5 SR sampai sekarang masih memenuhi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cik Ditiro, Kabupaten Pidie, Aceh, khususnya pasien yang akan menjalani operasi.
Para pasien tidur di lorong rumah sakit untuk menunggu operasi yang akan dilakukan tim medis. Bahkan tidak sedikit yang sudah berada di rumah sakit tersebut sejak Rabu 7 Desember 2016.
Advertisement
Ada juga korban yang memilih tidur di lorong karena masih trauma akan terjadinya gempa Aceh yang melanda Kabupaten Pidie Jaya atau sekitar 40 kilometer dari Kabupaten Pidie.
Umar, warga Gampong Blang Sukon, Pidie Jaya, mengaku sudah menunggu di RSUD tersebut sejak Rabu mendampingi anaknya yang tertimpa bangunan beton saat terjadinya gempa.
"Saya sudah sejak Rabu menunggu antrean untuk operasi, bahkan mendapatkan nomor urut 3, tapi sampai sekarang belum dipanggil juga," kata dia seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/12/2016).
"Sudah berulangkali anak saya puasa menjelang operasi, tapi belum juga dioperasi," keluh Umar.
Alasan dari pihak rumah sakit, kata dia, operasi belum bisa dilakukan karena harus membersihkan infeksi di bagian kakinya.
"Anak saya mengalami luka di kaki kanan karena tertimpa beton rumah," kata Umar.
Demikian pula halnya dengan M Yusuf (35), warga Gampong Teungah, Pante Raja, masih tergeletak di atas tempat tidur lorong ruang operasi.
"Saya luka di bahu kiri dan kaki, ini sedang menunggu operasi," kata Yusuf.
Dari data petugas bagian operasi RSUD Cik Ditiro, Putra menyebutkan, pihaknya pada Jumat 9 Desember 2016, sudah mengoperasi 18 korban gempa Aceh dan sisanya 2 korban lagi yang belum dilakukan.
"Operasi sudah dilakukan sejak hari pertama bencana, mereka sudah dirawat di ruang perawatan," ucap Putra.