Liputan6.com, Bengkulu - Para pengguna jalan di kawasan Simpang Lima, Kota Bengkulu, tertegun sejenak saat menunggu lampu merah yang sedang menyala. Penyebabnya, puluhan mahasiswi cantik terlihat menenteng kotak kardus bertuliskan "Pray For Aceh".
Para mahasiswi dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu itu melakukan aksi penggalangan dana untuk korban gempa bumi 6,5 skala Richter yang melanda Aceh, beberapa hari lalu.
Tidak peduli panas menyengat dan terpaan angin yang sedikit kencang, para mahasiswi ini tetap bersemangat mengimbau pengguna jalan menyisihkan sedikit uang mereka untuk membantu korban gempa.
Baca Juga
Advertisement
Yupika, salah seorang mahasiswi semester V mengatakan, aksi yang mereka lakukan murni untuk membantu, sebab dari tayangan televisi maupun berita di surat kabar dan media online, kondisi para korban gempa sangat mengkhawatirkan.
"Kita sesama manusia, apalagi para korban adalah saudara kita yang ada di ujung Pulau Sumatra, harus peduli dan bahu-membahu membantu mereka," ujar Yupika, Sabtu, 10 Desember 2016.
Sebelum menggalang dana, mereka menggelar doa bersama dan orasi di depan Kantor Wali Kota Bengkulu. Terlihat beberapa orang di antaranya terisak menangis mengingat jumlah korban jiwa yang sudah mencapai ratusan orang.
Koordinator lapangan (korlap) aksi, Angga Mustopa mengatakan, selain kawasan Simpang Lima, mereka juga melakukan penggalangan dana korban gempa di dalam kampus. Tidak hanya para mahasiswa, dosen, dan karyawan kampus juga menjadi sasaran mereka untuk menghimpun dana.
"Angka yang terkumpul sementara sebesar Rp 3.854.900 dan angka ini akan terus bertambah," kata Angga.
Rencananya dana yang terkumpul akan disalurkan melalui rekening lembaga pengelola dana bantuan untuk korban Gempa Aceh yang membuka posko dompet peduli gempa di Bengkulu.