Serangan Dua Bom di Turki Menewaskan 29 Orang

Petugas kepolisian dan tim medis mengevakuasi lokasi serangan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Serangan ga

oleh Fatkhurroz diperbarui 11 Des 2016, 16:16 WIB
20161211-Bom-Turki-Reuters1
Petugas kepolisian dan tim medis mengevakuasi lokasi serangan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Serangan ga
Petugas kepolisian dan tim medis mengevakuasi lokasi serangan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Serangan ganda tersebut terdiri dari bom mobil dan bom bunuh diri yang terjadi di sekitar Vodafone Arena.(Reuters/Murad Sezer)
Kondisi sebuah kendaraan yang rusak akibat ledakan bom di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Ledakan itu menyebabkan 29 orang tewas, dan melukai 166 orang lainnya. (Reuters/Murad Sezer)
Petugas medis dan polisi tiba di lokasi serangan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Pemerintah setempat mengatakan, pengeboman dilakukan usai pertandingan yang dihadiri oleh ribuan penonton. (Reuters/Murad Sezer)
Sebuah mobil meriam air menyemprotkan air untuk memadamkan api sisa ledakan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Ledakan itu menyebabkan 29 orang tewas, dan melukai 166 orang lainnya. (Reuters/Murad Sezer)
Kepanikan warga setempat setelah terjadi ledakan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Dua bom meledak dalam kurun waktu kurang dari satu menit yang menyebabkan 29 orang tewas dan 166 terluka. (Reuters/Murad Sezer)
Ahli forensik memeriksa lokasi kejadian serangan bom di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Otoritas Turki telah menangkap setidaknya 10 orang, yang diduga memiliki hubungan dengan serangan bom ganda tersebut. (Reuters/Murad Sezer)
Petugas kepolisian dan ambulan tiba untuk mengevakuasi lokasi ledakan bom yang terjadi di dekat stadion sepak bola di Istanbul, Turki, Sabtu (10/12). Ledakan itu menyebabkan 29 orang tewas, dan melukai 166 orang lainnya. (Reuters/Murad Sezer)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya