Liputan6.com, Kendari - Perebutan telur male dalam rangkaian memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW 1438 Hijriah di Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) masih menjadi rutinitas yang sulit dihindari bagi kaum anak-anak hingga remaja.
"Walaupun panitia sudah menyampaikan bahwa tidak perlu ada perebutan telur male, untuk menghindari jangan sampai ada yang terluka akibat tusukan benda yang ditancap di pohon pisang, namun bagi anak-anak maupun remaja tak bisa dihindari," kata Harun (67), tokoh masyarakat Kendari saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Miftahul Jannah, dilansir Antara, Minggu malam, 11 Desember 2016.
Ia mengatakan, perebutan telur male sudah menjadi kebiasan sejak dirinya masih kecil hingga saat ini. Hingga memasuki usia senja, dirinya masih menonton perebutan telur male yang seringkali dijumpai di saat perayaan Maulid Nabi seperti saat ini.
Baca Juga
Advertisement
Rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad 2016 di Kelurahan Wundudopi, kata Ketua PHBI Kelurahan Baruga Bahrun Lewa, sangat istimewa dan cukup meriah karena setiap RT dan RW diwajibkan membuat male dengan hiasan dan pernak-pernik bernuansa Islam. Kerajinan tangan itu lalu diperlombakan dan yang terbaik berhak mendapat hadiah dari panitia.
Dalam kesempatan itu, pembawa hikmah maulid adalah Ustaz Bahnur yang merupakan guru MMU Negeri 5 Kendari. Menurut Ustaz Bahnur, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW bertujuan untuk menggali keteladanan nabi yang dicontohkan selama hidupnya dengan tidak mempertentangkan dengan kehidupan ajaran Islam lainnya yang menyebut peringatan maulid nabi itu sebagai bidah.
"Yang utama bagi kita semua yang hadir di masjid ini adalah peringatan maulid nabi itu adalah tetap meneladani contoh-contoh ajaran kebaikan yang pernah dibawakan baginda hingga menjadi rasulullah untuk Rahmatan Lil Alamin," ujar Bahnur.