Liputan6.com, Jakarta Anggaran pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau rumah murah kembali meningkat pada APBN 2017 menjadi Rp 15,6 triliun.
Kenaikan anggaran bertujuan memenuhi kebutuhan rumah sehingga bisa mengurangi backlog yang saat ini sekitar 11,5 juta rumah.
Managing Director CORE Indonesia Hendri Saparini menyebutkan, anggaran itu naik Rp 2,4 triliun menjadi Rp 15,6 triliun dari tahun ini hanya Rp 13,2 triliun.
"Dengan alokasi anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 9,7 triliun mampu membiayai sekitar Rp 80 ribu rumah baru," kata Hendri seperti dikutip Senin (12/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian untuk peningkatan penyerapan, Hendri berharap pemerintah, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan perubahan desain pencairan. "Karena tahun ini penyerapan dana tersebut belum maksimal," dia menuturkan.
Dia membuktikan, Kementerian PUPR mencatat dalam 10 bulan selama 2016 hanya 401.150 unit rumah baru yang bisa terbangun. Realisasi itu hanya 40 persen dari target satu juta rumah baru tahun ini.
"Selain itu daya beli kelas menengah ke bawah yang menjadi sasaran FLPP masih cenderung stagnan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi," tambah dia.
Untuk itu dengan berbagai paket kebijakan pemerintah baik terkait kemudahan dalam membangun perumahan MBR dan kemudahan dalam memulai usaha, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sektor properti ini tahun depan. (Yas/nrm)