Catatan Berkah dan Musibah di Pasar Malam Sekaten Yogya

Pasar Malam Sekaten Yogya dihadiri banyak turis, baik dari dalam maupun luar negeri.

oleh Yanuar H diperbarui 12 Des 2016, 13:03 WIB
Pasar Malam Sekaten Yogya dihadiri banyak turis, baik dari dalam maupun luar negeri. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Kota Yogya 2016 berakhir pada Minggu, 11 Desember 2016. Acara tahunan yang dimulai sejak 18 November 2016 itu memberi catatan tersendiri karena mampu menggerakkan ekonomi dan mengundang turis dari berbagai kalangan.

Supri, penjual Es Serut di PMPS, mengaku senang dengan antusias masyarakat dalam PMPS. Es serut yang dinamainya sebagai Es Jepang itu mampu menarik banyak peminat.

"Kenapa es Jepang, saya cuma ikut-ikut aja karena es-nya banyak," kata dia, Minggu, 11 Desember 2016.

Supri mengatakan selama berjualan di PMPS, anak-anak yang paling banyak membeli es serutnya. Apalagi, es serut itu tampil dengan berbagai pilihan rasa, seperti jeruk, anggur dan cokelat.

"Sehari bisa sampai 100 pcs. Per porsinya Rp 20 ribu," kata dia.

Jika Supri kecipratan berkah, tidak demikian dengan para pengunjung PMPS tahun ini. Andi misalnya, warga Gedongkuning, Yogya, itu merasa tertipu dengan layanan parkir.

Juru parkir, kata dia, meminta uang parkir terlampau tinggi di akhir penyelenggaraan pasar malam. Ia ditagih parkir Rp 5 ribu, naik dari tarif parkir awal sebesar Rp 2.000.

Juru parkir meminta uang parkir terlampau tinggi di akhir penyelenggaraan pasar malam Sekaten. (Liputan6.com/Yanuar H)


"Awalnya Rp 2.000 dulu, tapi di kertas itu dicoret jadi Rp 5.000. Nah ini tadi malah kita tetep kena Rp 5.000 lagi. Pemkot Yogya kok nggak gerak ya dari awal," keluh dia.

Ia berharap agar penyelenggara dapat membenahi masalah parkir pada tahun selanjutnya sehingga tidak membuat pengunjung kapok mendatangi pasar malam Sekaten. "Kasihan masyarakat, sudah keluar uang lumayan di dalam PMPS, di luar juga kena," kata Andi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya