Penjual Bakso Uji Peruntungan Lewat Perebutan Gunungan Gerebek

Fokus masyarakat hanya tertuju pada gunungan Gerebek Maulid Nabi, bukan pada berkah doa yang dilantunkan bagi gunungan itu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 12 Des 2016, 16:02 WIB
Arak-arakan gunungan Garebek Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, Senin (12/12/2016). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Senyum Suparman berseri tatkala berhasil memperebutkan sejumlah benda dari gunungan Gerebek Maulid Nabi atau perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Laki-laki berusia 31 tahun itu menunjukkan bambu dan rengginang yang didapatnya dari salah satu gunungan. "Buat rezeki saya dan warung saya lancar," ucap Suparman di Yogyakarta, Senin (12/12/2016).

Lelaki yang memiliki usaha warung bakso sejak 2000 itu biasanya meletakkan barang hasil berebut gunungan Garebek Maulid Nabi itu di depan warungnya.

Warga Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY ini rela menunggu di Masjid Gede Kauman sejak Senin subuh tadi sekitar pukul pukul 05.00 WIB. Padahal, gunungan masuk ke dalam Masjid Kauman pada pukul 11.00 WIB. Kebiasaan ini sudah dijalaninya selama tiga tahun terakhir.

Arak-arakan gunungan Garebek Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, Senin (12/12/2016). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Menurut dia, semenjak rajin berebut gunungan Gerebek Maulid Nabi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kemujurannya berlipat ganda. Ia sering mendapat door prize saat ajang tertentu, misalnya sepeda gembira.

Berbeda dengan Suranti, warga Bantul, yang mengaku tidak seberapa paham soal berkah yang diraup lewat gunungan. "Katanya ada berkah, ya saya ikut-ikutan saja," kata perempuan berusia 45 tahun itu.

Sementara, Jennifer (25), wisatawan mancanegara asal Kanada mengaku baru pertama kali menghadiri upacara Garebek Maulid Nabi. Ia pun senang dan heran karena begitu banyak orang berebut gunungan yang diarak.

"Belum pernah lihat di negara atau kota lain upacara seperti ini, menyenangkan," tutur dia.

Arak-arakan gunungan Garebek Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, Senin (12/12/2016). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Ketiganya merupakan sebagian kecil dari ratusan ribu orang yang berdesakan menghadiri Gerebek Maulid Nabi. Keraton Yogyakarta menghadirkan lima gunungan dalam perhelatan yang bertujuan untuk memperingati Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal yang sama.

Kelima gunungan itu adalah Gunungan Kakung, Estri, Dharat, Gepak, dan Pawuhan yang dibuat oleh para abdi dalem di Magangan Keraton Yogyakarta. Selain di Masjid Gede Kauman, gunungan juga diperebutkan di Puro Pakualaman.


Jumlah Pengunjuk Melonjak

Arak-arakan gunungan Garebek Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, Senin (12/12/2016). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Gerebek Maulid Nabi kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jumlah pengunjung tahun ini melonjak berkali lipat ketimbang sebelumnya.

Sebelum gunungan datang dan diperebutkan, pengunjung sudah memenuhi setiap sisi gerbang Masjid Gede Kauman. Sebenarnya, arak-arakan gunungan oleh 10 bregodo atau prajurit keraton berjalan lancar.

Namun, emosi pengunjung meluap ketika doa masih dibacakan. Massa yang berada di dalam Masjid Gede Kauman sudah berebut gunungan.

Jumlah massa yang begitu banyak membuat aparat keamanan tidak bisa membendung mereka. Bahkan, gerbang samping kiri dan kanan yang ditutup pun didobrak pengunjung.

"Kali ini sangat ramai, jumlah pengunjungnya lebih dari 500 ribu orang, mungkin karena bersamaan dengan long weekend, pelajar sudah selesai ujian, dan pasar malam Sekaten masih buka," tutur Kompol Riyanto.

Arak-arakan gunungan Garebek Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, Senin (12/12/2016). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Kapolsek Gondomanan itu pun tak menampik, gerbang kiri dan kanan dijebol massa. Padahal, pengunjung sudah diberi pengarahan hanya bisa masuk dari gerbang sisi selatan Masjid Gede Kauman.

Kamaludin Ningrat menyayangkan perebutan gunungan dilakukan sebelum doa selesai dibacakan.

"Esensinya, berkah bukan di gunungannya, tetapi di doanya, lah ini doa belum selesai kok sudah diperebutkan," Takmir Masjid Gede Kauman, Yogyakarta itu memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya