Jangan Mudah Percaya, Teroris Azhari Dulu Mengaku Mahasiswa ITB

Saat berada di Bandung, Kadiv Humas Mabes Polri mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap orang-orang baru di sekitar.

oleh Arya Prakasa diperbarui 12 Des 2016, 21:01 WIB
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (12/12/2016). (Liputan6.com/Aditya Prakasa)

Liputan6.com, Bandung - Polisi akan menyelidiki lebih dalam daerah-daerah yang diduga menjadi persinggahan jaringan teroris Bahrun Naim di Indonesia. Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap orang-orang baru di lingkungan sekitarnya.

"Komunikasinya jauh saja melalui medsos (media sosial), jadi hanya itu saja. Kita lagi gali lagi daerahnya, karena yang tempo hari kan yang di Majalengka targetnya kantor polisi, kemudian kantor pemerintahan, Kedutaan Besar Myanmar, kantor media," ucap Boy Rafli di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (12/12/2016).

"Nah ini targetnya yang satu ini baru satu yang terungkap, jadi kita ingin telusuri terus," Boy menambahkan.

Selain mewaspadai jaringan Bahrun Naim, menurut dia, polisi juga tengah memantau pergerakan kelompok ISIS‎ di negara tetangga, yaitu Filipina.

"Bahrun Naim masih di Suriah ya, mereka membangun sel-sel baru di Indonesia dari sana. Dan kita tahu basis pergerakan paham ISIS di Asia Tenggara ini di Filipina selatan. Ini kan sangat dekat sekali dengan kita, rawannya itu. Jadi mereka sudah ada di lingkungan kita," Boy mengungkapkan.

Boy pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu guna mempersempit ruang gerak para teroris yang berencana untuk melancarkan aksinya.

"Ini sama persis 2003, termasuk Azhari (Dr Azhari Husin) dan Noordin M Top di rumah kos-kosan, ngaku sebagai mahasiswa S3 di ITB. Kemudian lingkungan enggak ngerti, ternyata di kamarnya itu peralatan bom semua," ujar dia.

Boy mengungkapkan, kamar dua teroris yang berukuran 3 x 3 meter itu ternyata diisi dengan bahan peledak dan sebagainya. Dengan demikian, ia menegaskan, warga harus tetap mewaspadai terhadap orang-orang baru di lingkungan masing-masing.

"Mereka-mereka yang menghuni kontrakan dan kos harus kita waspadai. Jangan sampai ada kegiatan-kegiatan persiapan kejahatan itu tidak disadari oleh tuan rumah, RT, RW, tokoh-tokoh lingkungan setempat. Jadi perlu semangat kepedulian publik untuk mengeliminasi bahaya-bahaya ini," juru bicara Mabes Polri itu memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya