Liputan6.com, Jakarta - Terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan bahwa sebagai anak angkat dari pasangan orangtua muslim, tak mungkin dirinya menista agama Islam.
"Saya seperti orang yang tak tahu berterima kasih apabila tak menghormati kitab suci dan agama orangtua angkat saya yang agamanya sangat taat," tegas Ahok dalam nota keberatannya di depan Majelis Hakim PN Jakarta Utara di gedung bekas PN Jakpus, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Advertisement
Mantan Bupati Belitung Timur juga mengaku sangat sedih karena dituduh menista agama Islam.
"Karena tuduhan itu sama saja dengan menuduh saya menistakan agama orangtua angkat saya yang sangat saya sayangi dan sangat menyayangi saya," ujar Ahok dengan suara bergetar karena menangis.
Ahok juga bercerita, saat maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2012, di hari pencoblosan sang ibu angkat yang tengah sakit keras memaksa untuk tetap datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Ibu angkat saya memaksa untuk datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih saya, meski dalam kondisi sakit," ujar dia.
Saat dirawat di rumah sakit selama enam hari usai hari pencoblosan, Ahok mengatakan kalau sang ibu angkat Misribu Andi Baso Amier binti Acca sempat berbisik kepadanya.
"Kata beliau, saya tidak rela mati sebelum kamu jadi gubernur, anakku jadilah gubernur yang melayani rakyat kecil," ujar Ahok menirukan ucapan ibu angkatnya.