Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Venezuela memutuskan untuk menarik pecahan 100 mata uang Bolivar dari peredaran mulai Rabu pekan ini, atau hanya kurun 72 jam sejak pengumumannya di hari Minggu lalu, guna memerangi selundupan.
Selanjutnya dalam beberapa hari mendatang, pemerintah berjanji akan merilis enam pecahan uang baru yang jauh lebih besar.
Venezuela memiliki waktu 10 hari sejak Rabu untuk mengeluarkan pecahan koin dan uang kertas baru, yang bernilai lebih tinggi.
Melansir laman BBC, Selasa (13/12/2016), Data Bank Sentral menunjukkan terdapat lebih dari enam miliar 100 Bolivar beredar di masyarakat. Ini hampir setengah dari semua mata uang yang berseliweran.
Baca Juga
Advertisement
Presiden Nicolas Maduro mengatakan langkah penarikan pecahan 100 Bolivar akan mencegah tindakan penimbunan uang oleh para geng.
Penarikan 100 Bolivar, senilai sekitar 2 sen US (£ 0,015) di pasar gelap, bertujuan untuk mengatasi geng transnasional yang menimbun mata uang Venezuela ke luar negeri.
Langkah ini juga digambarkan sebagai bagian dari "perang ekonomi" yang dilancarkan terhadap pemerintahnya.
Dia mengatakan geng kejahatan sudah menguasai lebih dari 300 miliar Bolivar, atau sebagian besar dari jumlah pecahan 100 Bolivar yang telah diedarkan pemerintah.
Maduro menegaskan, penarikan merupakan bagian dari rencana memblokir setiap pecahan 100 Bolivar yang dibawa kembali ke negara itu oleh para geng usai mereka timbun di luar negeri.
Dengan pemblokiran, pecahan tersebut tak bisa masuk kembali ke Venezuela dan menjadi tidak berharga.
"Saya telah memberikan perintah untuk menutup semua kemungkinan darat, laut dan udara sehingga uang yang diambil tidak dapat dikembalikan dan mereka terjebak dengan penipuan mereka di luar negeri," kata Maduro di televisi.
Mata uang Venezuela telah jatuh secara dramatis di tengah lonjakan inflasi. Di pasar gelap, nilainya turun 55 persen terhadap dolar AS hanya dalam satu bulan terakhir.
Kemudian para geng membeli uang kertas Venezuela ini sangat murah di pasar gelap untuk ditukarkan dengan Dolar atau Peso Kolombia.
Selanjutnya mereka kemudian menggunakan Bolivar untuk membeli barang-barang bersubsidi di Venezuela, yang menjual kembali dengan keuntungan lebih di negara tetangga Kolombia.