Liputan6.com, Beijing - Peringatan dilayangkan orang paling kaya di Tiongkok, Wang Jianlin kepada Donald Trump. Sang miliarder mengatakan, niat Presiden ke-45 Amerika Serikat itu untuk menerapkan pembatasan investasi China di AS akan dibayar dengan "harga" mahal.
"Aku berinvestasi lebih dari US$ 10 miliar di AS, mempekerjakan lebih dari 20 ribu orang. Jika hal yang tak diinginkan terjadi, 20 ribu orang lebih akan kehilangan pekerjaan," tambah Wang dalam KTT Pengusaha China atau China Entrepreneur Summit, seperti dikutip dari AsiaOne, Selasa 913/12/2016).
Advertisement
Bos real estate dan pimpinan Dalian Wanda Group tersebut meminta mantan Senator AS, Christopher Dodd -- yang kini mengepalai Motion Picture Association of America menyampaikan pesan pada Donald Trump.
"Selain itu, dalam industri film dan hiburan, Anda harus paham bahwa film berbahasa Inggris bergantung pada pasar China untuk tumbuh," kata Wang, soal pesannya pada Trump.
Perusahaan Wang mengakuisisi sejumlah bisnis hiburan Hollywood, termasuk AMC Theatres, studio film Legendary Entertainment LLC, dan membeli Carmike Cinemas Inc.
Saat kesepakatan diresmikan, AMC akan menjadi jaringan bioskop terbesar di AS. Wanda juga berencana membeli produser Golden Globe Awards, Dick Clark Productions Inc.
Tak sampai di sana, sang miliarder juga mengincar salah satu studio 'Big Six' Hollywood.
Sebelumnya, akuisisi besar-besaran pihak asing dicermati para anggota Kongres AS -- yang menuntut adanya pembatasan.
Namun, menurut Wang, sikap Kongres belum mewakili kebijakan AS. "Saya pikir kita harus menunggu sampai Trump menjabat, untuk melihat seperti apa sikapnya terhadap perusahaan hiburan China," kata dia.
Menurut versi Hurun, Wang Jianlin menempati posisi teratas dalam daftar orang paling kaya di Tiongkok.
Dengan total harta mencapai US$ 32,1 miliar, kekayaannya mengungguli pemilik Alibaba, Jack Ma.
Posisi Trump terkait investasi China di AS tidak jelas. Retorika kampanye difokuskan terutama pada perdagangan barang yang diproduksi antara dua ekonomi terbesar di dunia itu.
Trump menuduh China mengambil lapangan kerja untuk warga Amerika dengan tidak memenuhi aturan.
Sebelumnya, Donald Trump bikin berang China karena melakukan pembicaraan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Jumat 2 Desember 2016.