Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar dinilai telah siap untuk hadapi rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada pertemuan 13-14 Desember 2016.
Sejumlah analis menilai kenaikan suku bunga the Fed tidak akan terlalu besar ke IHSG. Pelaku pasar sudah mengantisipasi hal tersebut sejak lama.
"Saya pikir the Fed Rate (naik) IHSG bisa turun turun dulu tapi tidak besar karena sudah antisipasi," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Rabu (14/12/2016).
Hans memperkirakan, ada kemungkinan suku bunga the Fed naik 25 basis poin dengan peluang kenaikan 94 persen. Bila suku bunga the Fed naik, Hans menilai, IHSG akan test level support bawah 5.200.
Baca Juga
Advertisement
Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su. Kenaikan suku bunga the Fed tidak berdampak besar untuk pasar modal Indonesia. Bila IHSG alami tekanan, Harry merekomendasikan untuk akumulasi saham saat IHSG tertekan. "Mostly sudah priced in. Tidak ada dampak utama hanya sentimen negatif," ujar dia.
Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia Teddy Oetomo menuturkan, pelaku pasar sudah mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed. Bila the Fed menunda kenaikan suku bunga, menurut Teddy hal tersebut dapat mengejutkan pasar. Teddy menuturkan, hal lain yang jadi fokus pasar yaitu berapa kali the Fed menaikkan suku bunga pada tahun depan.
"Kalau tidak naik hanya delayed saja. Kemungkinan tahun depan tetapi jangan terlalu volatile juga," ujar dia.