Nadia Murad basee Taha (kiri) dan Lamiya Aji Bashar, perempuan Yazidi yang diculik ISIS pada tahun 2014 dan dijadikan budak seks, menerima penghargaan Sakharov Prize 2016 di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Selasa (13/12). (REUTERS/Vincent Kessler)
Nadia Murad Basee Taha dan Lamiya Aji Bashar, perempuan Irak dari suku Yazidi, menerima penghargaan Sakharov Prize 2016 dari Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz dalam upacara penghargaan di Strasbourg, Prancis, Selasa (13/12). (REUTERS/Vincent Kessler)
Nadia Murad Basee Taha menyampaikan pidatonya saat menerima penghargaan Sakharov Prize 2016 dari Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Selasa (13/12). Penghargaan ini merupakan simbol kebebasan berpikir dan berekspresi. (REUTERS/Vincent Kessler)
Lamiya Aji Bashar menyampaikan pidatonya saat menerima penghargaan Sakharov Prize 2016 dari Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Selasa (13/12). Penghargaan ini merupakan simbol kebebasan berpikir dan berekspresi. (REUTERS/Vincent Kessler)
Nadia Murad Basee Taha dan Lamiya Aji Bashar menerima penghargaan Sakharov Prize 2016 dari Parlemen Eropa, Prancis, Selasa (13/12). Keduanya menjadi simbol dalam upaya melindungi suku Yazidi setelah selamat dari penyekapan ISIS. (REUTERS/Vincent Kessler)