Liputan6.com, Jakarta Lima bulan yang lalu, Pokemon Go menuai banyak pujian dari para pakar kesehatan lantaran gim besutan Niantic Labs dapat membuat orang yang malas olahraga jadi aktif bergerak.
Namun, manfaat kesehatan bermain Pokemon Go hanya mampu bertahan selama enam minggu. Setelah itu, pemain merasa bosan, dan entah mengapa gairah untuk bangkit dari tempat duduk untuk menangkap semua karakter Pokemon sudah tak ada.
Advertisement
Pada penelitian pertama yang dilakukan para peneliti dari Harvard University, dengan melibatkan 1.182 orang peserta, berumur 18 sampai 35 tahun, dan dilakukan secara online pada Agustus 2016, ditemukan bahwa para pemain Pokemon Go mampu menghasilkan 955 derap langkah setelah berjalan selama kira-kira dua jam.
Bahkan, rata-rata dari langkah harian para pemain Pokemon Go di minggu pertama, setara dengan setengah yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk aktivitas per minggu.
Sayang, ketika para peneliti melakukan penelitian serupa, dengan menggunakan alat khusus untuk menghitung langkah para pemain, ditemukan bahwa langkah yang dihasilkan secara perlahan menurun begitu memasuki minggu ketujuh.
Dengan kata lain, para pemain Pokemon Go masih tetap memainkan gim itu, hanya saja tidak seantusias di minggu-minggu pertama. Terlebih bagi mereka yang sudah sampai di level tertinggi dari permainan Pokemon Go.
Meski begitu, penulis senior dari Harvard University Dr Eric Rimm percaya, banyak cara untuk meningkatkan fisik seseorang. Kita hanya harus lebih kreatif mencari cara yang menyenangkan agar orang-orang tidak menghabiskan waktu hanya berdiam diri di kursi, menonton televisi, sambil mengemil. Buatlah permainan yang jauh lebih kreatif dari Pokemon Go.
"Sejak diluncurkan pada Juli 2016, Pokemon Go telah diunduh lebih dari 500 juta kali di seluruh dunia. Gim ini punya potensi besar untuk mempromosikan dan mempertahankan kebiasaan sehat di diri setiap orang," kata dia menambahkan dikutip dari situs Daily Mail, Rabu (14/12/2016)