Liputan6.com, Suriah - NATO kini tengah ketar-ketir berjibaku mencari dua kapal selam penghancur misil yang dipercaya tengah membuntuti kapal perang Prancis dan AS yang sedang berada di Suriah.
Kapal selam itu diyakini Oscar-II milik Rusia yang dibangun pada era Perang Dingin. Secara spesifik kapal selam tersebut berfungsi untuk 'membungkam' pertahanan kapal induk AS yang bertenaga nuklir dengan kawanan rudal.
Advertisement
Rusia dalam beberapa tahun terakhir telah memperbaiki dan meningkatkan armadanya. Sekarang diyakini dua kapal selam ini aktif di Mediterania timur.
Blog penerbangan, Aviatonist memuat laporan dari sumber-sumber militer yang mengatakan pasukan anti-kapal selam NATO sekarang berusaha untuk mencari dan melacak kapal selam mematikan itu.
Perhatian utama mereka adalah menyangkut keselamatan USS Eisenhower dan Charles de Gaulle milik Prancis. Kedua kapal induk itu telah meluncurkan serangan udara terhadap ISIS dari perairan di lepas pantai Suriah.
Satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov, serta pengawalannya disinyalir juga berada di daerah yang sama.
Tapi kemampuan NATO untuk mencari kapal selam tersebut, diragukan.
Sejak runtuhnya Uni Soviet, kemampuan Amerika Serikat dan khususnya Inggris untuk berburu kapal selam menurun.
Inggris tidak lagi memiliki pesawat pemburu dan beberapa sisa anti-kapal selam dengan cepat mendekati akhir masa tugasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Inggris telah berulang kali membujuk sekutu Eropa dan Amerika untuk meminjam pesawat dan kapal demi melacak kapal selam mata-mata Rusia yang diyakini telah mengintai dari pantai Skotlandia.
Setali tiga uang. Kapal pemburu AS juga tak cukup modern. Meski kapal selam berburu P-8 Poseidon memiliki kemampuan yang lumayan namun tak bisa menandingi kapam selam Rusia.
Kapal vintage Oscar milik Rusia itu disebut-sebut submarine terbesar di dunia yang pernah dibangun.
Memiliki panjang 154 meter dan lebar 18 meter, kapal itu dirancang untuk membawa 24 rudal penjelajah dan misil nuklir berkecapatan tinggi. Mereka juga dilengkapi dengan enam tabung torpedo, yang juga mampu meluncurkan rudal.
Meski demikian, kehadiran kapal selam memiliki pengaruh tak terlalu signifikan pada perang sipil Suriah. Rudal mereka tidak cocok untuk menyerang target darat.