Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok usai the Federal Reserve atau bank sentral AS menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin. Selain itu the Fed beri sinyal kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones jatuh 118,48 poin atau 0,6 persen ke level 19.792,73. Indeks saham S&P 500 merosot 18,42 poin atau 0,8 persen ke level 2.253,3. Indeks saham Nasdaq tergelincir 27,16 poin atau 0,5 persen ke level 5.436,67.
Kenaikan suku bunga the Fed sesuai yang diharapkan pelaku pasar. Namun, the Fed memberikan sinyal kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017 dibandingkan kenaikan sebanyak dua kali yang sudah diantisipasi pasar.
Sementara itu, bank sentral merevisi prediksi juga menjadi sinyal positif. The Fed menyatakan akan menaikkan suku bunga ketika ekonomi sudah cukup kuat.
Baca Juga
Advertisement
"Kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali menjadi sesuatu yang mengejutkan. Ini membutuhkan waktu untuk investor mencernanya," ujar Vice President of Investment Strategy E-Trade Mike Loewengart seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (15/12/2016).
Ia menambahkan, ini juga sebagai indikasi terhadap penguatan ekonomi. Namun, hal ini dapat meningkatkan biaya pinjaman sehingga tidak mudah bagi perusahaan yang bergantung pada utang. Jadi langkah selanjutnya melihat bagaimana fundamental ekonomi lebih dari kebijakan tersebut.
Tekanan terhadap bursa saham juga didorong dari 11 sektor saham di indeks sektor saham S&P 500 yang melemah. Sektor saham defensif malah alami pelemahan terbesar saat perdagangan saham.
Sektor saham utilitas, real estate dan barang konsumsi turun lebih dari satu persen.Industri tersebut memang paling kena dampaknya terhadap suku bunga the Fed. Tingkat suku bunga rendah membuat imbal hasil di sektor itu jadi lebih menarik. Sektor saham energi juga tertekan seiring harga minyak dunia yang merosot.