Usai Haji, 2 Jemaah Indonesia Masih Dirawat di RS Arab Saudi

Kedua jemaah haji Indonesia tersebut berasal dari Medan dan Solo.

oleh Muhammad Ali diperbarui 15 Des 2016, 07:55 WIB
Jemaah mengelilingi Kabah saat melaksanakan ibadah haji di Masjidil Haram, Makah, Arab Saudi, Minggu (4/9). Seminggu jelang pelaksanaan Haji 2016, Masjidil Haram penuh sesak oleh jemaah haji dari berbagai belahan dunia. (REUTERS/Ahmed Jadallah)

Liputan6.com, Jakarta Staf Teknis Haji I Ahmad Dumyathi Basori mengatakan, staf teknis haji (STH) KJRI di Jeddah terus memantau perkembangan kondisi jemaah haji dan umrah yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Menurut dia, sampai 14 Desember 2016, masih terdapat dua jemaah haji yang menjalani perawatan pasca operasional haji 1437 H. Mereka dirawat di Mekah dan Madinah.

"Kedua jemaah haji tersebut dan seluruh jemaah haji pasca operasional haji yang dirawat oleh para medis Arab Saudi, secara berkesinambungan diperhatikan, dijenguk dan diurus Teknis Haji KJRI Jeddah. Pengurusan kepulangan mereka juga ditangani oleh Teknis Haji," ujar Dumyathi melalui keterangan tertulis, Kamis (15/12/2016).

"Tercatat 19 pasien jemaah haji sudah berhasil dipulangkan oleh Teknis Haji KJRI Jeddah, bekerja sama dengan instansi-instansi terkait Arab Saudi lainnya," tambah dia.

Jemaah haji yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Mekah berasal dari Embarkasi Medan (KNO/MED), sedang yang di Rumah Sakit Madinah adalah jemaah dari Embarkasi Solo (SOC). Keduanya saat ini masih mendapat perawatan intensif dari paramedis Pemerintah Saudi.

"Pemerintah Arab Saudi memberikan perawatan secara cuma-cuma, gratis kepada seluruh jemaah haji ketika berada di Arab Saudi, termasuk jemaah haji asal Indonesia," ujar Dumyathi.

Tenaga Musim Haji Teknis Haji KJRI Jeddah Misbah Edman Albahrun mengatakan, kondisi jemaah haji Indonesia yang dirawat di Mekah saat ini sudah sadar, namun masih lemah dan dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU). Sementara jemaah haji yang dirawat di Rumah Sakit Al Dar Madinah sudah dinyatakan layak terbang.

"Hingga saat ini belum diterbangkan karena harus menggunakan ventilator atau alat sistem bantuan nafas secara mekanik yang didesain untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan," jelas Misbah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya