Liputan6.com, Jakarta - Langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga acuan telah direspons pelaku pasar. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, hal tersebut dianggap tidak terlalu berpengaruh pada minat investasi di Indonesia.
Sri Mulyani menerangkan, berkaca pada pengalaman di tahun 2013 ketika The Fed mewacanakan kenaikan suku bunga, pelaku pasar langsung merespons hal tersebut. Kondisi saat ini, The Fed benar-benar merealisasikan kenaikan suku bunga dan sebelumnya telah direspons pelaku pasar.
"Kalau kita lihat pengalaman 2013, waktu itu pernah sinyalnya muncul dan dampak sinyal terjadi reaksi. Saat ini waktu The Fed benar menaikan dan komunikasi clear menaikan 25 basis poin, tahun depan 3 kali, saya rasa sudah dicerna oleh banyak pelaku pasar dunia dan mereka yang punya kapital," kata dia di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia masuk dalam kelompok negara berkembang dengan perekonomian yang baik. Hal itu tercermin dari pertumbuhan perekonomian yang tinggi. Lalu, defisit anggaran dan posisi utang yang terjaga.
Indonesia juga memiliki perekonomian nasional yang berkualitas. Pemerintah telah mengalokasikan belanja infrastruktur yang besar. Lalu, penyaluran subsidi yang tepat sasaran ditambah peningkatan belanja untuk menaikan kualitas sumber daya manusia dan memangkas kemiskinan.
Sri Mulyani mengatakan, kondisi itu membuat perekonomian Indonesia jauh lebih kuat dibanding dengan negara berkembang lain yang rentan ketika menghadapi guncangan.
"Kemudian balance of payment bagus, komposisi utang kita prudent ini memberikan pondasi yang solid. Indonesia bisa dibedakan dari negara lain dalam arti positif," kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut, dengan perekonomian yang stabil membuat daya tarik investor terhadap Indonesia relatif terjaga dengan baik. Buktinya, kendati ada wacana kenaikan suku bunga AS, surat utang pemerintah berdenominasi dolar AS laris manis di pasaran.
"Kalau menunjang langkah APBN nanti penutupan tahun kita issue global bond US$ 3,5 miliar dengan yield jauh lebih bagus tahun lalu saat suku bunga belum naik. Itu kan menggambarkan confidence pondasi dan arah kebijakan kita," tandas dia. (Amd/Gdn)