Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan gerak nilai tukar rupiah terhadap tiga mata uang lain melemah sepanjang November 2016. Meski kemudian rupiah kembali merangkak naik dibandingkan empat mata uang lainnya pada pekan pertama di 2016.
"Sepanjang November ini, kurs rupiah agak melemah terhadap tiga mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS), dolar Australia, dana Euro," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantornya, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Rata-rata kurs rupiah secara nasional di November ini, tambah dia, berada di level 13.500,32 per dolar AS. Nilai tersebut melemah 3,9 persen atau 506,36 poin.
Baca Juga
Advertisement
Terhadap dolar Australia, kurs rupiah terdepresiasi 146,59 poin atau 1,48 persen ke level Rp 10.081,47 dan rupiah terhadap Euro Rp 14.382,97 atau melemah 1,62 persen atau 228,92 poin.
"Depresiasi rupiah tertinggi di Bengkulu sebesar 4,86 persen atau 626,25 poin, sementara pelemahan rupiah terkecil 2 persen sebanyak 263,50 poin di Banten," jelas Sasmito.
Sedangkan terhadap Yen Jepang, mata uang Garuda menguat 3,97 poin atau 3,19 persen ke level Rp 120,35. Kurs rupiah tertinggi di Kalimantan Utara dengan level 13.151 per dolar AS dan level terendah di Nusa Tenggara Barat Rp 13.590 per dolar AS.
"Jadi kalau punya dolar AS beli di Kalimantan Utara, jualnya di NTB," ujar Sasmito.
Dilihat pada posisi Desember 2016 di minggu I, ucap Sasmito, nilai mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS, dolar Australia, Yen Jepang dan Euro. Kurs rupiah mencapai level 13.327,06 per dolar AS atau naik 1,26 persen sebesar 173,26 poin.
Selanjutnya dengan dolar Australia, rupiah bergerak menguat 1,69 persen atau 170,19 poin ke level 9.911,26.
Penguatan rupiah terjadi juga terhadap Euro ke level 14.287 atau terapresiasi 95,88 poin atau 0,67 persen dan terhadap Yen Jepang, rupiah berhasil melawan dan menguat ke level 117,12 atau 2,67 persen sebanyak 3,22 poin.
"Jadi kurs rupiah kita di Desember minggu I 2016, menguat terhadap seluruh mata uang asing. Termasuk dengan Yen Jepang, kita menuju arah stabil dari sisi kurs sehingga mengurangi gejolak tajam. Jepang kan juga lagi mengalami gangguan pertumbuhan ekonomi sehingga yang lemah bukan cuma rupiah tapi juga mata uang lain," tandas dia. (Fik/Nrm)