Koleksi otak manusia yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). RS ini menyimpan sekitar 290 otak manusia yang dapat dilihat langsung sebagai bahan pembelajaran. (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Dokter Diana Rivas menunjukkan kepala manusia yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Salah satu otak manusia yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). Neuroptologi adalah adalah sebuah subspesialisasi patologi yang berhubungan dengan penyakit otak. (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Dokter Diana Rivas menunjukkan kepala manusia yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Salah satu otak manusia yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). Neuroptologi adalah adalah sebuah subspesialisasi patologi yang berhubungan dengan penyakit otak. (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Sebuah janin diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Sejumlah janin yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). (AFP Photo/Ernesto Benavides)
Koleksi otak manusia yang diawetkan di Museum Neuropatologi, di Rumah Sakit Santo Toribio de Mogrovejo, Lima, Peru (16/11). RS ini menyimpan sekitar 290 otak manusia yang dapat dilihat langsung sebagai bahan pembelajaran. (AFP Photo/Ernesto Benavides)