Liputan6.com, New Madrid - Malam baru sejenak beranjak, jarum jam kala itu menunjuk ke pukul 02.15, 16 Desember 1811. Warga di kota New Madrid -- yang kini berada di Missouri, Amerika Serikat -- meloncat dari tempat tidur mereka setelah merasakan guncangan gempa hebat.
Tanah bergoyang kuat, sejumlah perabotan terlempar, pepohonan doyong, lumbung dan rumah-rumah rusak. Guncangan membunyikan lonceng gereja Charleston, South Carolina. Cerobong asap terguling di wilayah yang relatif jauh di Cincinnati, Ohio.
"Teriakan panik orang-orang yang berlari tak tentu arah. Mereka tak tahu ke mana dan apa yang harus dilakukan. Unggas dan binatang-binatang lain dari semua spesies mengeluarkan suara -- bunyi pohon yang retak... membentuk sebuah adegan yang sungguh mengerikan," tulis salah satu penduduk, seperti dikutip dari situs sains Smithsonian, Kamis (15/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
John Reynolds, Gubernur ke-4 Illinois juga menuliskan soal kejadian gempa pada hari itu di biografinya, My Own Times: Embracing Also the History of My Life.
"Keluarga kami semua sedang tidur di sebuah pondok kayu, tiba-tiba ayah saya melompat dari tempat tidur, berteriak keras-keras 'ada orang-orang Indian di rumah"... Kami menertawakan kekeliruan ayah saya," tulis dia.
Butuh waktu hingga Reynolds dan keluarganya sadar, apa yang terjadi lebih buruk daripada kedatangan orang-orang Indian.
"Tidak satu dalam keluarga tahu gempa bumi telah terjadi. Keesokan paginya kami mendapat kejutan. Ternak berlarian ketakutan, dan semua hewan terlihat cemas. Rumah kami retak, kami takut bangunan itu akan segera rubuh."
Hingga kini berapa korban jiwa yang jatuh dari peristiwa tersebut belum diketahui. Namun, diperkirakan tak terlalu banyak karena wilayah terdampak jarang penduduknya.
Gempa pertama diperkirakan berkekuatan 7,5 hingga 7,9 skala Richter. Lima jam kemudian, lindu susulan berkekuatan 7,4 SR terjadi, episentrumnya terletak di Arkansas.
Ternyata, apa yang terjadi hari itu baru permulaan.
Saat penduduk pulih dari trauma gempa dan mulai membangun kembali daerahnya, dua guncangan besar kembali terjadi, pada 23 Januari dan 7 Februari 1812.
Rentetan lindu yang mengguncang New Madrid berkekuatan setidaknya 7 skala Richter --- membuatnya menjadi rangkaian gempa paling kuat di daratan AS dan mengguncang area 10 kali lebih besar dari wilayah terdampak gempa 7,8 SR di San Francisco pada 1906.
Kala itu Midwest masih jarang penduduknya, kematian yang terjadi relatif sedikit. Namun Godfrey Lesieur yang kala itu berusia 8 tahun menyaksikan tanah mengayun seperti ombak. Bukti kuatnya dampak gempa.
Sementara, Michael Braunm melihat sungai tiba-tiba pasang hebat, seperti 'sepotong besar roti yang tingginya beberapa meter'.
Aliran Sungai Mississippi naik sedemikian tinggi, lalu membalik, membuat air mengalir terbalik selama beberapa jam. Kejadian gempa juga menciptakan Danau Reelfoot -- yang menenggelamkan pemukiman penduduk asli Indian.
Sejumlah retakan muncul di padang, geiser atau mata air panas menyembur dari dalam tanah, memuntahkan pasir, air, lumpur, dan batu bara tinggi ke udara.
Dan meski gempa-gempa tersebut terjadi di Lembah Mississippi, getarannya terasa hingga Kota New York, Montreal, dan Washington DC. Presiden James Madison dan istrinya Dolly juga merasakan dampak gempa di Gedung Putih.
Dari 16 Desember 1811 sampai Maret 1812 ada lebih dari 2.000 gempa bumi di Midwest pusat, dan antara 6.000-10.000 gempa bumi di Bootheel, Missouri, di mana New Madrid berada dekat persimpangan Ohio dan Sungai Mississippi.
Gempa tersebut konon didahului dengan munculnya komet besar, Tecumseh atau Napoleon, yang terlihat di seluruh dunia selama tujuh belas bulan. 'Bintang berekor' itu paling cemerlang saat gempa.
Komet, yang mengorbit sekali dalam 3.065 tahun itu terakhir terlihat pada masa Ramses II di Mesir.
Sistem Sesar New Madrid -- di mana gempa terjadi -- membentang sejauh 120 mil ke selatan dari daerah Charleston, Missouri ke Marked Tree, Arkansas, dan melintasi lima negara bagian -- Missouri, Illinois, Kentucky, Tennessee, dan Arkansas.
Gempa dengan kekuatan sekitar 6 SR lebih besar terjadi setiap 80 tahun, dan lindu dahsyat seperti yang terjadi pada 1811-1812 mengguncang setiap 500 atau 600 tahun.
Gempa juga mengguncang pada tanggal yang sama tahun 1920. Kala itu Gempa dengan kekuatan 7,8 Skala Richter membawa kehancuran total pada area Lijunbu-Haiyuan-Ganyanchi di China. Bencana yang tenar dengan sebutan 1920 Gansu Earthquake.
Lebih dari 73 ribu orang meninggal dunia di Haiyuan, longsor mengubur Desa Sujiahe di Xiji. Sementara, lebih dari 30 ribu orang meninggal dunia di Guyuan.
Hampir semua rumah rubuh di Longde dan Huining. Sejumlah kejadian longsor dan tanah retak terjadi di sekitar episentrum gempa. Beberapa sungai terputus alirannya, yang lain mengubah arah jalan airnya.