Cara Anies Keluarkan Jakarta dari Daftar Kota Tak Berkualitas

Menurut Anies, ada tiga aspek yang digunakan dalam mengukur kota berkualitas.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 15 Des 2016, 23:00 WIB
Cagub DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan pidato saat memperingati Hari Antikorupsi Internasional di Jalan Cicurug, Jakarta, Jumat (9/12). Anies berbagi kisah tentang stafnya yang jujur. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur DKI, Anies Baswedan, menyatakan Jakarta masuk daftar kota tak berkualitas, lantaran menempati peringkat 88 dalam indeks kota berkelanjutan Arcadis atau Sustainable Cities Index 2016.

"Di sini, bukan kata Anies, kata berita," ujar dia dalam debat kandidat Pilkada DKI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2016).

Ada tiga aspek yang digunakan dalam mengukur kota berkualitas. Yakni people (rakyat), planet (bumi), dan profit (keuntungan).

"Dan Jakarta, hanya profit. Tapi, tidak people, tidak planet," bebernya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini menambahkan, setidaknya ada 350 ribu orang di Jakarta yang masuk kategori miskin atau berpenghasilan Rp487 ribu/bulan dan 3,5 juta warga hampir miskin atau pendapatan Rp1 juta/bulan.

Anies juga membeberkan tingkat pendidikan di ibukota, dimana 35% warganya tidak menyelesaikan SMA. Padahal, kalau mau menjadi office boy (OB) di Jakarta, minimal lulus SMA.

"Masuk ke Kepulauan Seribu, luar biasa, 65% (tidak lulus SMA). Bagian dari ibukota ini. Kita tidak bisa maafkan ini," imbuh eks ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Karenanya, Anies Baswedan menjanjikan sebuah perubahan untuk pembangunan Jakarta kedepannya, yakni dengan meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM).

"Ketimpangan dibereskan, pendidikan dibereskan, keadilan dihadirkan dan persatuan dihadirkan di tempat ini," Anies menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya