Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street naik pada penutupan perdagangan Kamis kemarin. Kenaikan dipimpin oleh keuntungan di saham-saham perbankan, sehari setelah The Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya selama hampir 1 dekade.
The Fed berencana melakukan 3 kenaikan suku bunga di tahun depan dibanding 2 kali, sebagai imbas dari stimulus fiskal yang akan diambil dari Presiden terpilih Donald Trump.
Advertisement
Rencana belanja Trump akan memicu inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi, membuat bank akan jadi sektor pemenang di pemerintahannya nanti.
Kepala Pasar Strategis di Wunderlich Securities di New York, Art Hogan mengatakan, kenaikan saham bank juga mencerminkan rotasi ke sektor yang telah lama stagnan. Dia menambahkan jika rencana deregulasi Trump berhasil, bank akan mendapatkan keuntungan sebagai sektor yang paling teregulasi.
"Sektor Trump yang bisa Anda yakini adalah finansial," ujar Hogan dilansir dari Reuters, Jumat (16/12/2016).
Indeks Do Jones naik 50 poin hampir menyentuh 20.000 untuk pertama kalinya.
Kekuatan di rally saham ini juga memicu perhatian bahwa pasar secara teknik rapuh, sementara rally di mata uang dolar yang merupakan indikasi dari ekonomi yang kuat, juga telah menaikan peringatan efek negatif dari pendapatan perusahaan yang dikenal di luar negeri.
Sekitar 8,18 saham berpindah tangan pada perdagangan kemarin.