7 Hal yang Harus Diperhatikan Ibu Hamil Sebelum Olahraga Lari

Ikuti tujuh tips aman berolahraga lari saat hamil, seperti yang disarankan oleh seorang dokter internis bersertifikat, Dr. Nancy Simpkins.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 16 Des 2016, 15:00 WIB
Ikuti tujuh tips aman berolahraga lari saat hamil, seperti yang disarankan oleh seorang dokter internis bersertifikat, Dr. Nancy Simpkins.

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda sangat suka berlari namun sedang hamil saat ini, bukan berarti latihan tersebut harus Anda lepaskan begitu saja. Karena sebenarnya, masih ada beberapa cara agar ibu hamil tetap bisa melakukan olahraga lari.

Bahkan, studi yang dipublikasikan dalam National Center for Biotechnology Information (NCBI), menunjukan bahwa dengan memperhatikan beberapa hal tertentu, olahraga lari bisa tetap dilakukan para ibu hamil tanpa harus takut akan potensi mengancam bayi dalam perutnya.

Apa saja hal yang perlu diperhatikan para ibu hamil penggemar olahraga lari agar aktivitasnya bisa tetap dijalankan tanpa mengancam keselamatan buah hati dalam kandungannya?

Berikut jawabannya seperti dilansir dari Purewow, Jumat (16/12/2016):

1. Gunakan sepatu olahraga tepat pendukung keseimbangan tubuh

Kehamilan membuat pusat gravitasi Anda sedikit berubah. Namun dengan menggunakan sepatu sneakers yang memiliki penopang yang tepat, akan membantu Anda dalam menjaga keseimbangan tubuh. Jadi, jika Anda rasa sepatu sneakers yang dimiliki saat ini kurang pas untuk membantu menstabilkan tubuh Anda yang sedang hamil, lebih baik segera siapkan yang baru.

2. Pakai bra berukuran besar agar tak sesak dan pakaian olahraga khusus penyerap keringat

Ketika ukuran payudara membesar akibat kehamilan, lebih baik segera siapkan ukuran bra yang juga lebih besar. Jangan pernah berlari tanpa bra yang tepat karena akan membuat payudara mengendur. Selain itu, selama kehamilan, kulit Anda jadi jauh lebih sensitif, jadi lebih baik gunakan pakaian yang menyerap keringat, sehingga Anda dapat menghindari masalah seperti ruam atau iritasi.

3. Konsultasikan agenda pada dokter

Jangan lupa untuk selalu memberitahukan rencana olahraga Anda pada dokter kandungan sebelum melakukannya. Karena, ia tahu mengenai semua riwayat kesehatan Anda baik di luar dan di dalam, dan mereka juga dapat membantu menyesuaikan rutinitas olahraga lari yang akan Anda lakukan, dan menyarankan apa saja tindakan pencegahan yang bisa Anda lakukan.

4. Ketahui kapasitas serta kemampuan tubuh

Saat hamil, penting bagi Anda untuk mendengarkan tubuh dan menyesuaikan kecepatan berlari Anda. Hal ini juga bisa berarti bahwa ini bukan saat yang tepat untuk menaiki bukit yang besar, kasar, dan tidak merata, ataupun berlari dengan jarak yang jauh.

“Dengarkan tubuh Anda dan jangan berlebihan dalam berlari. Tetapi jika Anda merasa pusing, ini berarti Anda terlalu berlebihan dalam melakukannya, jadi coba perlambat kecepatan atau kurangi sedikit intensitasnya,” ujar dokter internis bersertifikat, Dr. Nancy Simpkins.

5. Cek kecepatan detak jantung 

Jika Anda sudah terbiasa olahraga lari waktu sebelum hamil, berarti Anda tahu bahwa mengecek detak jantung beberapa kali disela aktivitas tersebut sangatlah penting lantaran bisa jadi tolak ukur kapasitas tubuh Anda. Ini pasalnya juga sangat disarankan ketika olahraga lari dalam kondisi hamil. Untuk lebih mudah memantau detak jantung, Anda bisa menggunkan heart rate monitor ataupun mengunduk aplikasi yang menyediakan hal tersebut.

6. Jangan lewatkan sesi pemanasan

Saat berolahraga, ibu hamil seringkali merasakan nyeri punggung dan kaki akibat berat badan ekstra yang yang harus mereka bawa kemana-mana (perut yang semakin membesar). Sehingga Dr. Simpkins menyarankan, agar ibu hamil selalu melakukan peregangan sederhana, terutama untuk bagian betis dan urat-urat lututnya. Hal ini akan membantu meringankan nyeri setelah olahraga lari.

7.Tahu batas, hindari paksa tubuh bergerak terlalu berlebihan

Sesak napas, rasa lelah lebih dari biasanya, atau sakit punggung yang terasa luar biasa, adalah tanda-tanda Anda harus berhenti berlari dan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya