Kapolri: Perekrutan Pengantin Wanita Modus Baru Teroris Indonesia

Namun, perekrutan perempuan ini bukan hal baru di dunia terorisme. Dia mencontohkan bom untuk Rajiv Gandhi, perdana menteri keenam India.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 16 Des 2016, 09:44 WIB
Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah rumah mertua terduga teroris Bekasi, di Ledoksari RT 8 RW 10 Pajang, Laweyan, Solo. (Fajar Abrori/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri mengungkap jaringan teroris Bahrun Naim di Bekasi dan sejumlah tempat lainnya. Dua di antaranya adalah perempuan. Salah satunya berperan sebagai pengantin yang akan meledakkan bom di Istana Kepresidenan.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan perekrutan wanita dalam terorisme merupakan modus baru di Tanah Air.

"Ya, itu modus baru. Mereka menggunakan wanita," ujar Tito usai sertijab sejumlah kapolda di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Menurut dia, hal ini bukan hal baru di dunia terorisme. Dia mencontohkan bom yang ditujukan ke Rajiv Gandhi, perdana menteri keenam India. Saat itu, pengantin bomnya seorang perempuan.

"Kita ingat bomnya Rajiv Gandhi, bom bunuh diri dikalungkan dengan bunga. Ternyata bunga itu adalah kabel yang merupakan bahan peledak. Yang mengalungkan adalah wanita. Itu yang di India, kemudian di Suriah, Irak, Afghanistan, di Jordan juga sangat biasa. Karena wanita dianggap lebih tidak mencurigakan," Tito menjelaskan.

Dia mengatakan, Densus 88 telah menangkap mulai dari pembuat, penerima dana, pengantin pembantu, dan surveyor jaringan teroris Bekasi ini. Mereka berencana meledakkan bom panci dengan pengantin perempuan di Istana Kepresidenan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya