Liputan6.com, Lalibela - Sebuah kota kecil Lalibela di Ethiopa paling terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan gereja yang dibuat dengan cara yang tidak biasa. Gedung-gedung gereja itu dibuat dengan cara memahat batu vulkanik.
Lalibela adalah kota yang terleakt di zona Semien Zollo, kawasan Amhara dan merupakan kota utama di Lasta Woreda. Populasi Lalibela hampir seluruhnya memeluk Kristen Ortodoks Etiopa dan Lalibela menjadi salah satu kota tersuci sekaligus tempat ziarah.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari The Vintage News pada Jumat (16/12/2016), Lalibela dulunya dikenal sebagai Roha pada masa kekuasaan Saint Gebre Mesqel Lalibela, yang dulunya memerintah Ethiopia di akhir abad 12 dan awal abad 13.
Lalibela bermaksud membangun tiruan Yerusalem untuk menjadi ibukotanya setelah pencaplokan Yerusalem pada 1187.
Gereja-gereja di sana unik karena dipahat dari batu cadas tunggal sebagai simbolisasi spiritualitas dan kesederhanaan. Jadi, gedung-gedung gereja itu dipahat, bukan dibangun.
Ada 11 gereja yang oleh UNESCO disebutkan dibangun pada masa kekuasaan Lalibela.
Sebelas bangunan itu terbagi dalam 4 kelompok, yaitu Kelompok Utara, Kelompok Barat, Kelompok Timur, dan biara Ashetan Maryam beserta Gereja Yimrehane Kristos.
Bangsa Eropa yang pertama kali melihat situs-situs suci tersebut adalah penjelajah Portugis bernama Pero da Covilha dan imam Portugis bernama Francisco Alvares.
Pastor itu mencatat dalam jurnalnya tentang keunikan yang telah disaksikannya, tapi tidak ada yang mempercayai penjelasannya. Menurut Sacred Destinations, gereja-gereja itu dipergunakan secara berkelanjutan sejak pembangunannya.
Namun demikian, ada beberapa kontroversi tentang saat pembuatan beberapa di antara gereja-gereja itu. David Buxton mengatakan bahwa pahatan struktur-struktur itu memerlukan waktu yang lama, selama beberapa dekade.
Dengan demikian, pekerjaan pembuatannya diduga berlanjut hingga Abad ke-14.
Pendapat lain oleh David Philipson mengatakan bahwa gereja-gereja Gabriel-Rufael, Merkorios, dan Danagel pada awalnya dipahat dari cadas sekitar setengah milenium pada saat kekuasaan Kerajaan Axumite.
Yang paling spektakuler adalah Biete Giyorgis, dipahat dari sejenis bongkahan vulkanik. Gereja itu sekaligus yang paling muda di antara 11 gereja Lalibela dan kerap disebut sebagai "Keajaiban ke-8 Dunia."