Liputan6.com, Palembang - Keberadaan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite ternyata mampu menekan konsumsi Premium di Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan, kebutuhan Premium di wilayah ini bisa turun hingga 50 persen.
Officer Communication and Relations PT Pertamina (persero) Marketing Operational Regional II Rico Raspati mengatakan, kenaikan permintaan Pertalite di Sumsel dapat dilihat dari empat SPBU yang tidak lagi menjual Premium.
“Ada empat SPBU yang tidak lagi menjual Premium karena permintaan Pertalite sudah tinggi di Sumsel. Bahkan dari 136 outlet SPBU di Sumsel, hanya empat SPBU yang belum menjual Pertalite,” ujar dia kepada Liputan6.com di Palembang, Jumat (16/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dari data yang diperoleh, konsumsi Premium di Sumsel berada di angka 2.100 kilo liter per hari pada 2015. Sedangkan tahun ini menurun hingga 1.069 KL/hari. Sedangkan di awal peluncuran, permintaan Pertalite hanya sebesar 45 KL/hari. Namun, sekarang melonjak drastis di angka 1.020 KL/hari.
Selain kualitas Pertalite yang lebih bagus dari Premium, selisih harga yang tipis dan gengsi masyarakat juga turut menekan kebutuhan Premium. Bahkan, salah satu SPBU yang meniadakan penjualan Premium berada di komplek perumahan elite di Palembang.
Peningkatan kebutuhan Pertalite di Sumsel ternyata hampir sama dengan kebutuhan Pertalite di Lampung yang mencapai 1.072 KL/hari. Bahkan, konsumsi Pertalite di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) bisa mencapai 3.230 KL/hari di bulan November 2016.
“Sumsel dan Lampung sama-sama bersaing untuk kebutuhan Pertalite. Karena penurunan kebutuhan BBM Bersubsidi Premium di Lampung pada November 2016 hanya 1.005 KL/hari,” dia menjelaskan.
Sementara itu, produksi Premium di RU III Tahun 2015 sebesar 1.164 ribu KL dan menurun di kuartal 3 tahun 2016 di angka 801 ribu KL.
“Untuk produksi BBM Non-Subsidi Pertalite baru dilakukan RU III mulai tahun 2016 ini. Namun hingga Kuartal 3 tahun ini, produksinya bisa mencapai 16 ribu KL,” ungkap Makhasin, Area Manager Communication and Relations Sumbagsel.