Liputan6.com, Batam - Seketika mobil Tim Gegana tiba di Bandara Hang Nadim, Batam. Kedatangan tim tersebut setelah mendapat informasi adanya bom di pesawat. Tanpa banyak bicara, anggota tim langsung mengevakuasi Pesawat Elang BL 234 rute Jakarta - Batam.
Direktur Pelaksana Harian Pengusahaan Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso menceritakan kronologi kejadian itu. Pihaknya mendapatkan informasi dari Staf Kargo Bandara Soekarno Hatta (Cengkareng) bahwa Pesawat Elang Airline (BL 234) terdeteksi membawa bahan peledak.
"Setelah mendapatkan kordinasi, semua manajemen Bandara Hang Nadim dikumpulkan untuk rapat internal," kata Suwarso.
Usai rapat internal dan memastikan keberadaan bom itu, pihak bandara berkoordinasi dengan pihak keamanan, seperti Kepolisian dan TNI Angkatan Udara, Darat, dan Laut, serta Dinas Kesehatan.
"Setelah memastikan dengan ATC (Air Traffic Control) kami memutuskan untuk berkoordinsi dengan instansi keamanan. Adapun unsur yang terlibat dalam evakuasi bom di Pesawat Elang (BL 234) Jakarta - Batam melibatkan 100 petugas, ditambah tim penjinak bom," jelas Suwarso.
Kemudian dilakukan pencarian dan penggeledahan. Akhirnya, bom ransel berhasil ditemukan Tim Gegana di dalam Pesawat BL 234 usai Pendaratan di Bandara Batam. Ransel ini kemudian dibawa untuk diledakkan di lapangan (ruangan terbuka).
Baca Juga
Advertisement
Begitulah kronologi simulasi evakuasi pesawat yang diduga membawa bom. Suwarso menjelaskan, simulasi ini wajib dilakukan untuk semua bandara minimal 2 tahun sekali dengan standar prosedur seperti yang dipaparkan sebelumnya.
"Tujuan dari pelatihan tersebut agar semua petugas bandara agar terbiasa dalam keadaan darurat," kata Suwarso.
Sementara itu, Ketua Manajer Tim Keamanan Bandara Hang Nadim Batam Setyo Utomo menyebutkan bahwa simulasi ini digelar sebagai bentuk kesiapan pengamanan bandara menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Selain standardisasi bandara, pelatihan ini (simulasi) bentuk kesiagaan petugas bandara dalam menyambut Natal dan Tahun Baru," ujar Setyo.