Liputan6.com, Jakarta Temuan tanaman cabai berbakteri di Bogor, Jawa Barat berpotensi mengancam produksi cabai nasional jika saja terlambat ditangani. Sebab, cabai berbakteri ini bersifat merusak tanaman dengan jenis yang sama.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini mengatakan, penyakit yang ada dalam tanaman cabai yang tanam oleh warga negara Tiongkok ini adalah Erwinia chrysanthem.
Dalam status di Badan Karantina Pertanian, penyakit ini masuk kategori A1 karena berpotensi mematikan tanaman sejenis disekitarnya.
Baca Juga
Advertisement
"Membahayakan bagi pertanaman sejenis. Artinya merusak dan mematikan, menyebabkan penyakit ketanaman dengan sangat cepat," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Menurut Banun, penyakit ini bisa menular ke tanaman lain melalui benih. Hal tersebut bukan saja bisa menyerang cabai, tetapi juga tanaman sejenisnya seperti terong, kentang dan tembakau.
"Itu ditularkan melalui benih. Kalau itu ada di tanaman dan tanaman tersebut menghasilkan cabai, dan bijinya bisa jadi media penularan. Itu berbahaya bagi pertanaman cabai atau pertanaman yang satu family dengan cabai, ada terong, kentang, tembakau," jelas dia.
Beruntungnya, tanaman cabai berbakteri dapat segera terdeteksi oleh pihak yang petugas Imigrasi dan Balai Besar Karantina Pertanian. Sebab jika cabai berbakteri ini terlanjur meluas dan menular ke tanaman lain, maka bisa menjadi ancaman bagi produksi cabai nasional.
"Bayangkan di tengah upaya meningkatkan produksi cabai karena untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, maka habis lah semua," tandas dia.(Dny/Nrm)