Liputan6.com, Jakarta - Pengemudi GrabBike melakukan aksi demo dalam bentuk mogok massal, Jumat (16/12/2016). Para pengemudi ini berhenti beroperasi untuk melakukan aksi "One Day No Bid".
Mengapa para pengemudi GrabBike berdemo?
Berdasarkan sebuah pesan siaran yang bergulir dari satu pengemudi GrabBike ke pengemudi lainnya, rupanya para pengemudi yang menamakan diri sebagai Forum Komunikasi GrabBike Se-Jabodetabek punya sembilan tuntutan kepada manajemen Grab Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah diajukan tuntutan ke manajemen, yang terdiri dari sembilan poin," demikian tertulis pada pesan berantai yang diterima tim Tekno Liputan6.com. Berikut ini tuntutannya:
1. Aktualisasi legalitas kemitraan
2. Penyesuaian tarif Rp 2.500 untuk jarak kurang dari 8Km
3. Memperbarui Google Map menjadi realtime
4. Transparansi distribusi keuangan dengan langsung masuk ke top-up atau rekening
5. Moratorium penerimaan driver baru
6. Revisi kode etik
7. Amnesti user yang menggunakan fake GPS dan toleransi 3 kali
8. Hotline 24 jam untuk kecelakaan dan lalu lintas (laka lantas)
9. Grab (diminta) lebih berperan aktif di daerah rawan konflik
Adapun batas waktu dari tuntutan itu adalah 1x24 jam mulai dari hari Selasa 13 Desember hingga 14 Desember pukul 12.00.
Selanjutnya, dalam pesan berantai tersebut juga tertulis, jika tuntutan tidak ditanggapi oleh pihak manajemen, para driver GrabBike akan melakukan aksi One Day No Bid, Jumat 16 Desember (hari ini) hingga pukul 23.59 WIB.
Tak hanya itu, lewat pesan bergulir tersebut, pengemudi GrabBike diminta untuk tidak mengambil penumpang. "Bila nge-bid pada hari H, kami selaku pengurus tidak akan terjadi sesuatu hal di lapangan," demikian tertulis pada bagian akhir.
Meski begitu, tak semua driver mengindahkan aturan tersebut. Diungkapkan oleh salah satu pengemudi GrabBike, ia dan banyak pengemudi lainnya tetap beroperasi seperti biasanya.
"Saya nggak ikut demo, masih narik. Tapi ya lepas atribut aja," tuturnya.
(Tin/Cas)