Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, Presiden Bashar al-Assad adalah "tukang jagal" dan bersama sekutunya, Iran harus diusir dari Suriah.
"Secara pribadi saya menilai, Assad adalah tukang jagal yang membantai dan membunuh orang," kata Lieberman dalam konferensi Yahudi di resor Eilat, Laut Merah seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (16/12/2016).
Advertisement
"Menurut saya pada akhirnya yang menjadi kepentingan kita adalah dia (Assad) dan orang-orang Iran 'dibuang' dari Suriah," imbuhnya.
Presiden Assad selama ini mendapat dukungan dari gerakan Hizbullah Lebanon dan juga Rusia.
Sementara itu Hizbullah telah terlibat perang dengan Israel sejak tahun 2006. Kelompok ini disebut sudah mengirimkan ribuan pasukan mereka untuk mendukung rezim Suriah dalam perang melawan pemberontak.
Lebih dari 310.000 orang dilaporkan tewas sejak perang saudara meletus di Suriah sejak tahun 2011. Konflik berdarah bahkan membuat jutaan orang menjadi pengungsi.
"Dari sudut pandang moral kami tidak dapat menerima pembantaian yang dilakukan di hadapan seluruh dunia, dengan senjata kimia," ujar Lieberman.
Selama ini, Israel dinilai berusaha membatasi keterlibatannya dalam sebuah konflik. Namun dukungan kelompok Hizbullah terhadap rezim Assad telah memicu komentar Lieberman.
Media pemerintah Suriah pekan lalu melaporkan, sejumlah rudal Israel menghantam pangkalan udara Mazzeh di dekat Damaskus. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Itu adalah untuk kedua kalinya dalam delapan hari terakhir, Israel menargetkan posisi di luar Damaskus. Pada Rabu lalu, Lieberman menjelaskan kebijakan pertahanan Israel kepada sejumlah duta besar Uni Eropa.
"Pertama, kami bekerja untuk menjamin keamanan warga negara kami dan melindungi kedaulatan kami. Kami mencoba mencegah penyelundungan senjata canggih, peralatan militer, dan senjata pemusnah masal dari Suriah ke tangan kelompok Hizbullah," ungkap Lieberman.
Saat ini militer pendukung rezim Presiden Assad sudah berhasil menguasai Kota Aleppo. Menurut Assad inilah momentum "pembebasan Aleppo" di mana ia mengukirnya sebagai sebuah sejarah.
"Apa yang terjadi hari ini adalah setiap warga Suriah menorehkan sejarah. Itu tidak dimulai hari ini, namun sejak enam tahun lalu ketika krisis dan perang dimulai terhadap Suriah," ujar Presiden al-Assad dalam sebuah video yang diposting di akun kepresidenan Suriah di media sosial Twitter.
Menyusul kejatuhan Aleppo ke tangan rezim Suriah, proses evakuasi pun dimulai.
"Sejarah tidak sama sebelum dan sesudahnya. Aku pikir setelah pembebasan Aleppo, kita akan mengatakan bahwa tidak hanya situasi di Suriah, namun situasi regional dan internasional juga berbeda. Sejarah yang kita buat sekarang lebih besar bahkan dari kata 'selamat' sekali pun...," kata dia.