Ahok Sebut Anies Kerap Salah Data, Ini Tanggapan Gerindra

Taufik menilai, selama kepemimpinan Ahok warga ibu kota justru semakin mengalami ketertinggalan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 16 Des 2016, 09:26 WIB
Ketua DPD DKI Gerindra M Taufik berbincang dengan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat proses penjaringan Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta oleh Partai Gerindra di Hotel Sari Pan Pasific, (27/1). (Gempur M Surya/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut pasangan cagub-cawagub Anies Baswedan-Sandiaga Uno kerap salah menggunakan data mengenai kondisi terkini Ibu Kota, khususnya dalam menyampaikan mengenai kondis jumlah pengangguran warga ibu kota.

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPD DKI Muhamad Taufik mengaku bingung dengan klaim Ahok saat debat cagub-cawagub beberapa hari lalu yang menyebut tingkat pengangguran menurun.  Sebab, jika dilihat dari angka yang dikeluarkan BPS, jumlah tingkat pengangguran di DJK Jakarta memang mengalami kenaikan.

"Saya rasa Ahok berdusta atau gagal paham. Lebih baik akui saja kegagalannya. Dari pada cari kambing hitam," ucap Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (16/12/2016). 

Menurut Taufik, selama kepemimpinan Ahok warga ibu kota semakin mengalami ketertinggalan serta kesenjangan sosial yang terlampau jauh. Karena itu, ia justru mengklaim bahwa data yang dipakai Ahok lah yang salah.

"Kok tidak malu ya. Buktinya nyata loh," sindir Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu.
 
Sementara itu, pengamat perkotaan Muchtar Effendi Harahap menilai tak ada pihak yang salah membaca data, bahkan dia menilai Ahok tidak memahami kritik yang terus bermunculan secara menyeluruh.

Muchtar bahkan mengungkapkan Cagub nomor urut 2 itu tidak lebih baik dari Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Fauzi Bowo saat memimpin DKI. Hal itu berdasarkan data BPS DKI mengenai tingkat pengangguran 12,15 persen pada 2009, dan menurun menjadi 11,05 persen pada 2010.

Selanjutnya menjadi 10,80 persen pada 2011, dan 9,87 persen pada 2012.

"Tingkat pengangguran ketika Foke (sapaan Fauzi Bowo) memimpin, jauh di bawah rata-rata nasional, yakni 12-14 persen karena Foke berkomitmen meningkatkan kesejahteraan pekerja," jelas Muchtar.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi terus meningkat dari tahun ke tahun di atas rata-rata nasional pada masa jabatan Foke. Pada 2011 laju pertumbuhan ekonomi mencapai 6,71 persen sedangkan rata-rata nasional di angka 6,48 persen.

Sedangkan, angka pengangguran di era Ahok, diakui olehnya mengalami penurunan dari 9,87 persen (era Foke, 2012) menjadi 9,02 persen pada 2013. Lalu jadi 8,47 persen 2014, 8,36 persen pada Februari 2015, dan 7,23 persen Agustus 2015.

Namun, sekalipun menurun, menurutnya angka itu masih jauh di atas rata-rata pengangguran nasional.

"Bahkan Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo, Oktober 2014 menegaskan, jumlah angka pengangguran di DKI Jakarta 9,84 persen pada 2014 dan 8,36 persen pada 2015 lebih tinggi dari pada angka pengangguran secara nasional," ucap Muchtar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya